• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Master Theses (Performing Arts)
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Master Theses (Performing Arts)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Analisis Struktur dan Fungsi Gual dalam Upacara Sayur Matua Masyarakat Simalungun di Kecamatan Raya

    View/Open
    Fulltext (4.131Mb)
    Date
    2018
    Author
    Rajagukguk, Denata
    Advisor(s)
    Takari, Muhammad
    Nasution, Ikhwanuddin
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    This thesis is titled "Analysis of Structural and Functions of Gual in the Sayur Matua Ceremony of the Simalungun Community in the Raya District." The analysis focused on: (1) the sayur matua ceremony, (2) functions, and (3) the gual structure. This study uses qualitative methods with data collection through field research, interviews, recording audiovisual data, and as a participant observer. To analyze the gual function in the sayur matua ceremony, Merriam's use and function theory was used, plus the functionalism theory of Malinowski. In terms of analyzing the gual structure, it was guided by the weighted scale theory of Malm coupled with the music structure theory of Nettl, Titon, Slobin, and Apel. In analyzing the sayur matua ceremony, ceremonial theory from Sunjata is used. The results obtained from this study are, conceptually for the Simalungun community if someone is already in the sayur matua death status (all of his children are married and succeed in life), then the deceased person is perceived as having succeeded in the life he left behind. There are five guals that must be played in the sayur matua ceremony: (1) Guda Huda-huda, (2) Gual Parahot, (3) Gual Sayur Matua, (4) Gual Rambing-Rambing, and (5) Gual Dinggur-dinggur. The term gual for the people of Simalungun is the composition of music without vocals that carries the melody by sarunei (shawm). The use of gual activity in this ceremony are: (i) to accompany sayur matua traditional ceremonies and (ii) enliven the course of the ceremony, on the other hand the gual function in the sayur matua ceremony is: (a) to validate the ceremony, (b) as a means social integration, (c) as an emotional expression of joy and sadness, (d) as a means of prayer to God, (e) as a means of entertainment, and (f) as communication advice. The structure obtained from gual is as follows: (1) the scales used hexatonic, bes - c - cis - f - g - as, (2) the number of tones is predominantly C tone 43% in the gual parahot, C tone 44% in gual huda-huda, F tone 45% on the gual rambing-rambing, C 47% on sayur matua, C tone 39% on the gual dinggur-dinggur, (3) the basic tone used in all guals is bes, (4) tone area that is, the lowest tone is C and the highest tone is G, (5) the cadence pattern consists of one and two cadence patterns. Those who have two patterns of gual parahot and dinggur-dinggur, while gual sayur matua, gual rambing-rambing, and gual huda-huda have one cadence pattern. (6) the contour at five guals are discending, pendulous, and teracced. (7) The meter used by the five bulls is 4/4, (8) The basic beat rate per minute is found on gual parahot 112, gual huda-huda 57, gual rambing-rambing 55, gual sayur matua 75, and gual dinggur-dinggur 110.
     
    Tesis ini berjudul “Analisis Struktur dan Fungsi Gual dalam Upacara Sayur Matua Masyarakat Simalungun di Kecamatan Raya.” Analisis difokuskan kepada: (1) upacara sayur matua, (2) fungsi gual, dan (3) struktur gual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui penelitian lapangan, wawancara, perekaman data audiovisual, dan sebagai pengamat terlibat. Untuk menganalisis fungsi gual di dalam upacara sayur matua digunakan teori penggunaan dan fungsi dari Merriam, ditambah teori fungsionalisme dari Malinowski. Dalam hal menganalisis struktur gual dipedomani teori weighted scale dari Malm ditambah dengan teori struktur musik dari Nettl, Titon, Slobin, dan Apel. Dalam menganalisis upacara sayur matua digunakan teori upacara dari Sunjata. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, secara konseptual bagi masyarakat Simalungun jika seseorang sudah berada pada status meninggal sayur matua (semua anaknya telah menikah dan berhasil dalam kehidupan), maka orang yang meninggal tersebut dipersepsikan telah berhasil pada kehidupan yang dia tinggalkan. Pada upacara adat sayur matua ada lima gual yang wajib dimainkan: (1) Gual Huda-huda, (2) Gual Parahot, (3) Gual Sayur Matua, (4) Gual Rambing-rambing, dan (5) Gual Dinggur-dinggur. Istilah gual bagi masyarakat Simalungun adalah komposisi musik tanpa vokal yang pembawa melodinya dibawakan oleh sarunei. Penggunaan gual dalam upacara ini adalah: (i) untuk mengiringi upacara adat sayur matua dan (ii) memeriahkan jalannya upacara, di sisi lain fungsi gual dalam upacara sayur matua adalah: (a) untuk mengabsahkan upacara, (b) sebagai sarana integrasi sosial, (c) sebagai ekspresi emosi gembira dan sekaligus sedih, (d) sebagai sarana doa kepada Tuhan, (e) sebagai sarana hiburan, dan (f) sebagai sarana komunikasi. Struktur yang diperoleh dari gual ialah sebagai berikut: (1) tangga nada yang digunakan adalah heksatonik, bes – c – cis – f – g –as, (2) jumlah nada-nada didominasi nada C 43% pada gual parahot, nada C 44% pada gual huda-huda, nada F 45% pada gual rambing-rambing, nada C 47% pada gual sayur matua, nada C 39% pada gual dinggur-dinggur, (3) nada dasar yang digunakan pada gual yaitu bes, (4) wilayah nada yaitu nada paling rendah C dan nada paling tinggi G, (5) pola kadensa gual terdiri dari satu dan dua pola kadensa yang memiliki dua pola kadensa gual parahot dan gual dinggur-dinggur, sementara gual sayur matua, gual rambing-rambing dan gual huda-huda memiliki satu pola kadensa, (6) kontur yang terdapat pada kelima gual tersebut discending, pendulos, dan teracced, (7) Meter yang digunakan kelima gual tersebut 4/4, (8) Tempo ketukan dasar rata-rata per menit yang terdapat pada gual parahot 112, gual huda-huda 57, gual rambing-rambing 55, gual sayur matua 75, dan gual dinggur-dinggur 110.

    URI
    https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10137
    Collections
    • Master Theses (Performing Arts) [123]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV