dc.description.abstract | Kolelitiasis merupakan salah satu penyakit gastrointestinal yang paling sering dijumpai. Insiden kolelitiasis meningkat seiring dengan pertambahan usia, terutama pada usia lebih dari 40 tahun. Sebagian besar kolelitiasis adalah asimptomatik, dan hanya 10-20% yang simptomatik dalam waktu 5-20 tahun setelah diagnosis. Rerata risiko kolelitiasis simptomatik hanya 2-2,6% per tahun.1,2 Peningkatan faktor risiko kolelitiasis dihubungkan dengan jenis kelamin, diet tinggi kalori dan kolesterol, diet rendah serat, dan obesitas.
Obesitas merupakan suatu kondisi terjadinya massa lemak yang berlebihan jika dibandingkan dengan massa bebas lemak. Obesitas terjadi akibat asupan kalori yang melebihi kebutuhan dan berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas.5,6Peningkatkan risiko kolelitiasis pada obesitas dihubungkan dengan peningkatan aliran kolesterol dari hati dan sintesis kolesterol, sehingga meningkatkan sekresi kolesterol di bilier dan menyebabkan supersaturasi kolesterol pada empedu.4Terdapat 25% individu obesitas dengan komorbid akan mengalami kolelitiasis.2Data World Health Organization (WHO) tahun 2005menunjukkan bahwa terdapat400 juta penduduk di dunia mengalami obesitas dan diperkirakan akan mencapai 700 juta penduduk pada tahun 2015.7Di Indonesia, riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada dewasa adalah sebesar 15,4%, dan prevalensi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu 11,7%.8 | en_US |