Model Pengelolaan Risiko Dampak Pencemaran Logam Berat (Pb dan Cd) Berbasis Studi ARKL pada Masyarakat yang Terpapar di Kawasan Pesisir Belawan
View/ Open
Date
2018Author
Indirawati, Sri Malem
Advisor(s)
Pandia, Setiaty
Mawengkang, Herman
Hasan, Wirsal
Metadata
Show full item recordAbstract
Kawasan pesisir Belawan adalah daerah potensial tercemar, sumber
pencemaran berasal dari aktivitas pelabuhan Belawan, aktivitas masyarakat, limbah
industri dan intrusi air laut yang memperburuk kualitas lingkungan. Masyarakat
pengguna sumur gali dan sumur bor terpapar dengan logam berat seperti Pb pada air
minum mereka. Sifat akumulatif logam berat akan menimbulkan dampak bagi
kesehatan saat ini atau masa yang akan datang.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun model pengelolaan risiko dampak
pencemaran logam berat Pb dan Cd berbasis studi Analisa Risiko Kesehatan
Lingkungan (ARKL). Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan penelitian
kuantitatif yaitu melakukan pengukuran parameter kualitas air sumur bor untuk melihat
kandungan logam berat Pb dan Cd pada air minum, kemudian di analisa dengan metode
analisa risiko kesehatan lingkungan (ARKL) untuk mengukur besaran risiko kesehatan
dampak dari paparan Pb dan Cd pada air minum penduduk. Selanjutnya dilakukan analisis
spasial (IDW) untuk memetakan besarnya risiko dengan jarak dan kedalaman sumur dan
analisa SEM (Structural Equation Modelling) untuk menyusun model pengelolaan risiko.
Sampel masyarakat pengguna sumur bor sejumlah 250 orang .
Pencemaran Pb pada air minum berasal dari sumur dengan kedalaman 0 -100 m
sejumlah 73,5% sumur dengan konsentrasi diatas baku mutu lingkungan dan sisanya berada
pada kedalaman 100 – 200 m sedangkan untuk Cd seluruh hasil pengukuran masih di bawah
baku mutu lingkungan. Berdasarkan jarak, kosentrasi Pb dan Cd memiliki kecenderungan
semakin jauh dari sumber pencemar konsentrasi semakin berkurang. Hasil yang diperoleh
dari studi ARKL untuk logam Pb dan Cd memilki RQ < 1, namun efek toksik Pb diestimasi
akan muncul pada masyarakat yang mengkonsumsi air minum sejumlah 2 l/hari dengan nilai
konsentrasi Pb maksimum 0.026 mg/l dalam waktu 13 tahun yang akan datang. RQ Pb dan
Cd berdasarkan jarak memiliki kecenderungan semakin dekat dengan garis pantai (sumber
pencemar) besaran risiko (RQ) cenderung mendekati nilai mean sama halnya dengan
kedalaman . Model pengelolaan risiko berbasis studi ARKL yang diperoleh adalah :
Y = 1,39 y1 (Sumur bor ) + 0,36 y2 (Masyarakat) dimana risiko kesehatan lingkungan lebih
besar dipengaruhi oleh variabel karakteristik sumur bor dibandingkan dengan variabel
masyarakat.
Pengelolaan lingkungan dalam upaya menurunkan risiko kesehatan lingkungan pada
penduduk yang bermukim di pesisir adalah dengan menitik beratkan pada pengelolaan sumur
bor khususnya pengaturan pada kedalaman dan jarak sumur dari garis pantai sehingga intake
sesuai dengan RfD menurunkan risiko kesehatan bagi masyarakat pesisir. The coastal area of Belawan is potentially polluted area. The source of
pollution is from the activities around the port of Belawan. People who live in
coastal areas experiencing health risks due to environmental pollution. The source
of water for the community has also been polluted. People who live around
Belawan get water from dug wells and bore wells. However, these wells are
exposed to heavy metals Pb. This study aims to measure the magnitude of
environmental health risks in coastal communities that use bore wells as a source
of drinking water. The exposed measurement to analyze patterns of Pb is based on
the distance of the waterfront and the depth of the wellbore and build an
environmental management model.
This research is analytic survey with cross sectional design. Methods used
for analyzing environmental health risks is measured by the EHRA
(environmental Health Risks Assessment) method, spacing and depth of wells
drilled in the spatial analysis using IDW (Inverse Distance Weighted) method and
statistic analysis using SEM (Structural Equation Modeling) analysis to develop
risk management model. The sample is the community who use wellbore are 250
respondents.
The health risks of Pb with RQ <1 will not pose a risk, The risk increased
with the proximity of the wellbore to the sea front while the risk varies widely
based on the depth of the well. Based on the depth, there are 73,5% of wellbore
are in depths 0-100 m is Pb contaminated in drinking water and the remainder are
in depth of 100 - 200 m while for Cd the entire measurement results are still
below environmental quality standards. The concentrations of Pb and Cd by
distance have a tendency farther away from pollutant sources of concentration will
decreases.
The results obtained from ARKL studies for Pb and Cd metals have RQ
<1, but the Pb toxic effect is estimated to occur in people who consume drinking
water of 2 l/day with a maximum Pb concentration of 0.026 mg/l in 13 years later
. RQ Pb and Cd by distance have a tendency to get closer to the coastline
(pollutant source) risk scale (RQ) tends to approach the mean value as well as the
depth. The ARKL-based risk management model obtained is:
Y = 1,39 y1 + 0,36 y2 where is the risk of environmental health is greater
influenced by the characteristics variable of the wellbore than the commnity
variable. Environmental management in efforts to reduce environmental health
risks in coastal populations is emphasized in the management of wells, especially
in the depth and well spacing of the coastline so that the intake in accordance with
RfD reduces health risks for coastal communities.