dc.contributor.advisor | Loebis, M. Nawawiy | |
dc.contributor.advisor | Azhari, Ichwan | |
dc.contributor.advisor | Ginting, Nurlisa | |
dc.contributor.author | Pane, Imam Faisal | |
dc.date.accessioned | 2019-03-01T02:27:54Z | |
dc.date.available | 2019-03-01T02:27:54Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/12029 | |
dc.description.abstract | Kekuasaan merupakan sesuatu yang tidak kasat mata tetapi dapat
dirasakan oleh orang lain disekitarnya. Kepemilikan kekuasaan dimulai dari
manusia lahir ke dunia dan dimiliki oleh tubuhnya yang berorientasi kepada
lingkungan. Kepemilikan kekuasaan ini terus berlanjut dan dalam perjalanannya
mempengaruhi sikap hidup manusia secara keseluruhan. Perjuangan terhadap
pengambilalihan kekuasaan telah tercatat dalam sejarah secara detail sebagai
akibat banyaknya aspek-aspek dalam kehidupan yang tidak terlepas dari faktor
kekuasaan.
Kekuasaan merupakan representasi dari keinginan dan kebutuhan manusia
baik secara individu maupun kelompok. Representasi ini dituangkan dalam
bentuk-bentuk konkrit yang bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan. Salah
satu representasi kekuasaan dalam kehidupan manusia tercermin dalam Arsitektur.
Arsitektur yang ditampilkan harus dapat memperlihatkan kesan adanya eksistensi
dari pemiliknya.
Penelitian ini mengambil pendekatan kekuasaan dan sejarah untuk
menelaahnya kepada objek arsitektur. Metode penelitian menggunakan metode
campuran yaitu kuantitatif dan kualitatif. Variabel penelitian adalah arsitektur dan
kekuasaan; elemen pembentuk perwujudan kekuasaan (bentuk bangunan,
monumen dan lansekap) dan gaya arsitektur Neoklasik. Instrumen kuisioner dan
wawancara digunakan dalam mengumpulkan data penelitian terhadap responden
yang beraktivitas di objek penelitian. Objek penelitian adalah bangunan-bangunan
peninggalan Belanda bergaya Neoklasik yang berada di Kota Medan (Kantor
Walikota Lama (KWL), Kantor Bank Indonesia (KBI), Kantor Gubsu Lama
(KGL), Kantor Bank Swasta (KBS) dan Kantor PTPN IV (KPP)). Objek-objek ini
dikaji dan dikorelasikan dengan bangunan masa kini bergaya Neoklasik yaitu
Kantor Mahkamah Konstitusi Jakarta (MK). Gaya Neoklasik merupakan gaya
perulangan dari gaya klasik yang menampilkan kesan idealisme klasik tetapi
dalam bentuk yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjalanan perkembangan arsitektur
berkaitan dengan aspek kekuasaan. Perkembangan gaya arsitektur dapat berlanjut
dari satu periode ke periode yang lain sesuai dengan tujuan maupun perannya.
Tujuan dan peran ini dapat berbeda-beda dan berubah sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat, tetapi dengan latarbelakang kekuasaan maka sebuah gaya
arsitektur dapat bertahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
Dengan kekuasaan yang dimiliki, sebuah gaya arsitektur dapat menjadi pilihan
untuk menampilkan kesan adanya kekuasaan pada bangunan dan dapat bertahan
berabad-abad. Sebuah gaya arsitektur tidak harus melalui proses menuju kepada
satu gaya tertentu, tetapi dapat disesuaikan dan dipilih oleh kekuasaan pemilik
bangunan. Dengan kata lain, sebuah gaya arsitektur dipilih oleh kekuasaan yang
sesuai dengan tujuannya dan dapat bertahan berabad-abad lamanya. | en_US |
dc.description.abstract | Power is something that is invisible but can be perceived by others around
it. Ownership of power begins with a man born into the world and owned by his
environment-oriented body. This ownership continues and in its course influences
the overall attitude of human life. The struggle for the takeover of power has been
recorded in history as a result of many aspects of life that are not separated from
the factor of power.
Power is a representation of human has wants and needs in both
individuals or groups. This representation is put in building forms aimed at
maintaining power. One of the representations of power in human life is reflected
in the Architecture. The architecture displayed should be able to show the
impression of owner’s existence.
This research takes the approach of representation of power and examines
it into architectural objects. The research method uses a mixed method that is the
quantitative and qualitative approach. The research variables are architecture
and power; the forming elements of the manifestation of architecture (building
form; monuments and landscaping); Neoclassical Architecture Style.
Questionnaire and interview instruments are used in collecting research data on
respondents who do activities on the object of research. The objects of research
are 5 (five) Dutch heritage buildings of Neoclassical style, all are located in
Medan City (Walikota Lama office (KWL), Bank of Indonesia office (KBI), Gubsu
Lama office (KGL), Bank Swasta Asing office (KBS), and PTPN IV office(KPP)).
These objects are reviewed and correlated with one present building built in
Neoclassical Style is Mahkamah Konstitusi office Jakarta (MK). Neoclassical
Style is a repeated style of classical style that features the impression of classical
idealism but in different forms.
The results showed that the running of architectural development related
to the power aspect. The development of architectural style can continue from one
period to another according to its purpose and role. These goals and roles may
vary and change according to local circumstances, but with a background of
power so that an architectural style can survive and adapt to the surrounding
environment. With the power possessed, an architectural style can be an option to
show the impression of power on buildings and can survive for centuries. An
architectural style does not have to go through leading process to a particular
style, but can be adjusted and chosen by the power of the building owner. In other
words, an architectural style is chosen by a power that fits its purpose and can
survive for centuries. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Kekuasaan | en_US |
dc.subject | Arsitektur Neoklasik | en_US |
dc.subject | Kota Medan | en_US |
dc.title | Arsitektur Sebagai Perwujudan Kekuasaan (Studi Kasus: Bangunan Neoklasik di Kota Medan) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM128121003 | en_US |
dc.identifier.submitter | Nurhusnah Siregar | |
dc.description.type | Disertasi Doktor | en_US |