Tata Ruang Kota Lama Banda Aceh Melalui Pendekatan Sejarah
View/ Open
Date
2018Author
Hajrina, Marisa
Advisor(s)
Utami, Wahyu
Pane, Imam Faisal
Metadata
Show full item recordAbstract
Adanya proses tumbuh dan berkembang dalam tata ruang kota yang terwujud dari struktur dan pola, membentuk sebuah kota atau kawasan. Hal ini, berkaitan erat dengan kawasan kota lama yang tidak terpisahkan dalam perkembangan suatu kota secara bertahap,yang meninggalkan jejak-jejak dalam ruang sebagai cikal bakal terbentuknya sebuah kota. Kota Banda Aceh yang dipengaruhi oleh perjalanan panjang sejarahnya, mulai dari periode pra-Islam hingga menjelang kemerdekaan, seharusnya dapat menjadi acuan dalam perkembangaan kotanya. Namun, pesatnya perkembangan kota di berbagai sektor serta fungsi baru, terkadang tidak mempertimbangkan kawasan lama yang telah ada jauh sebelumnya, sehingga tanpa disadari mulai menghilangkan jejaknya dalam ruang kota sebagai bukti gambaran kehidupan dan perabadan masa lalu.
Merasapentingnya gambaran peradaban masa laludalam perencanaan kota, penelitian ini mengkaji elemen fisik kotayang membentuk kawasannya dengan batasan kajian pada periode kesultanan dan kolonial, dalam tata ruang kota lama Banda Aceh. Data yang dikumpulkan menggunakan metode deskriptif kualitatif, melalui pendekatan sejarah dari peta kuno, pelacakan informasi fisik berdasarkan observasi lapangan dan wawancarainforman dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis yang dihasilkan berupa deskriptif daritiap aspek fisik dalam tata ruang dan pembentuk identitas kota, yaitu: fungsi zona, sistem sirkulasi, massa dan bentuk bangunan, dan ruang terbuka, dengan deskripsi tiap sub variabel tersebut menunjukkan karakter kawasan.
Hasil penelitian ini adalah temuan tata ruang dan identitas kota lama Banda Aceh dari periode kesultanan yang dipengaruhi oleh (1) kosmologi Hindu-Budha; (2) kosmologi Islam; serta (3)keharmonisan alam yang diterapkan dalam tatanan kota sebagai kota air,hingga periode kolonial yang meneruskan konsep periode sebelumnya dengan terapan rancangan pada sistem sirkulasi yangberpola segitiga sebagai kota benteng. The process of growth and development in urban layout, realized from structure and pattern, will establish a town or an area which are related to an old urban area that cannot be separated from the gradual development of a town. It leaves traces as the founder of a town. Banda Aceh which has been influenced by its long history, from the pre-Islamic period until the independence period, should be the reference for its development. However, the rapidly development of towns in various sectors and their new functions sometimes do not consider their old areas, without any consciousness, and begin to eliminate their traces in urban areas as the evidence of the description of life and old civilization.
Since considering old civilization in urban planning, this research studied urban physical elements which established its area with the research scope on the kingdom and colonial period in the old layout of Banda Aceh. The research used descriptive qualitative method with historical approach from the old maps, and physical information based on observation and interviews with informants, using purposive sampling technique. The analysis was the description of each physical aspect in the layout and the establishment of urban identity such as zone function, circulation system, building mass and shape, and open space. The description of each sub-variable indicated the area character.
The result of the research showed that the layout and the identities of the old Banda Aceh town from the kingdom period were influenced by 1) Hindu-Buddhism cosmology, 2) Islamic cosmology, and 3) natural harmony applied in urban structure as aquatic town since the colonial period which followed the previous period with the design application in circulation system which had the triangle pattern as a fort town.
Collections
- Master Theses [254]