Akibat Hukum Jika Debitur Wanprestasi dalam Pembiayaan Konsumen dengan Jaminan Fidusia pada PT. Mandiri Tunas Finance

Abstract

Perjanjian Pembiayaan Konsumen mengandung perjanjian utang piutang di dalamnya karena pemberian pembiayaan yang diberikan kepada pihak konsumen sebagai debitur menjadi sebuah utang senilai pembiayaan yang diberikan berikut dengan bunga yang diperjanjikan oleh para pihak namun pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen tidak lepas dari kemungkinan terjadinya suatu resiko salah satunya jika debitur wanprestasi. Berdasarkan latar belakang di atas ditemukan permasalahan yaitu : bentuk wanprestasi debitur yang dikaitkan dalam perjanjian pembiayaan konsumen pada PT. Mandiri Tunas Finance, akibat hukum bagi debitur wanprestasi di dalam perjanjian pembiayaan konsumen dengan jaminan fidusia pada PT. Mandiri Tunas Finance, dan perlindungan hukum bagi debitur wanprestasi terkait dengan eksekusi objek jaminan fidusia pada PT. Mandiri Tunas Finance. Metode penelitian ini menggunakan penelitian hokum empiris yang bersifat deskriptif analisis serta teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik Library Research dan Field Research dengan alat pengumpulan data berupa studi literatur, pedoman wawancara dan studi dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk wanprestasi dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen oleh PT. Mandiri Tunas Finance yaitu debitur tidak mampu membayar kreditnya dan debitur terlambat membayar kreditnya, Wanprestasi mengakibatkan akan diberikan hukuman maupun sanksi dengan menyerahkan barang kepada kreditur, debitur harus segera membayar seluruh JumlahTerhutang berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan cara mengeksekusi Objek Jaminan Fidusia berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Perlindungan hukum kepada debitur dalam perjanjian pembiayaan konsumen pada jaminan fidusia dapat dilakukan dengan cara perlindungan hukum secara preventif dan represif. Perlindungan hukum secara preventif dilakukan dengan upaya penyelematan pembiayaan macet dan Perlindungan hokum secara represif yaitu upaya penyelesaian pembiayaan macet.

Consumer financing agreement contains a credit contract in which fund is given to a consumer as a debtor. It becomes a debt which has the same value as the fund, plus interest agreed by the parties. In reality, it cannot be free from any risk when the debtor defaults. The research problems are how about debtor's default related to consumer financing agreement at PT. Mandiri Tunas Finance, how about legal consequence of debtor's default in consumer financing agreement with fiduciary collateral at PT. Mandiri Tunas Finance, and how about legal protection for a debtor who defaults related to the execution of fiduciary collateral at PT. Mandiri Tunas Finance. The research used juridical empirical and descriptive analytic method. The data were gathered by using library research and field research technique and conducting literature study, interviews, and documentary study. The result of the research shows that the defaults in consumer financing agreement at PT. Mandiri Tunas Finance was that debtors are not able to pay off their credit or are late in paying off their credit. A sanction will be imposed on a debtor who defaults by handing in a mortgage to creditor and paying off all debts, based on consumer financing agreement by executing fiduciary collateral according to Article 29 of Law No. 42/1999 on Fiduciary Collateral. Legal protection for a debtor can be given preventively and repressively. Preventive legal protection is done to save non-performing loan, and repressive legal protection is done to settle non-performing financing.