Analisis Bentuk Hegemoni dalam Film “一九四二” “Yī Jiǔ Sì Èr ” Karya Feng Xiaogang 《一九四二》电影中霸权主义元素分析

Abstract

The title of this paper is “Analisis Bentuk Hegemoni dalam Film “一九四二” “yī jiǔ sì èr ” karya Feng Xiaogang” aims to describe hegemony, cultural hegemony, character ideology, intellectual role and state role. The research method used is a qualitative descriptive method with Antonio Gramsci’s hegemony theory. Based on the results of data analysis, there are 5 form of Gramsci's hegemony theory concept in the film “一九四二” “yī jiǔ sì èr ”: (1) mastery of hegemony carried out by the ruling class (2) cultural hegemony which includes cultural elements in Chinese society's trustworthiness directly or indirectly. (3) the ideologies adopted by figures, humanism, socialism, feudalism and authoritarianism are reflected in the behavior of figures. (4) the role of intellectuals divided into two: organic intellectuals and traditional intellectuals (5) the role of the state divided into two regions; first, the area of political society which is a territory of violence and territory of civil society which is an agreement of hegemony. Organic intellectuals are also included in the role of the state in the area of civil society, because in the area of civil society, organic intellectuals perform their functions with their alignments with the social community

Penelitian dengan judul Analisis Bentuk Hegemoni dalam Film “一九四二” “yī jiǔ sì èr ” karya Feng Xiaogang ini bertujuan untuk mendeskripsikan hegemoni, hegemoni budaya, ideologi tokoh peran kaum intelektual dan peran negara dalam Film “一九四二” “yī jiǔ sì èr ” karya Feng Xiaogang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan hegemoni Antonio Gramsci. Berdasarkan hasil analisis data, didapat 5 macam bentuk dari konsep teori hegemoni Gramsci pada film 一九四二yījiǔsì’èr yaitut: (1) penguasaan hegemoni yang dilakukan oleh kelas berkuasa (2) hegemoni kebudayaan yang meliputi unsur-unsur budaya dalam keperacayaan masyarakat Tiongkok secara langsung maupun tidak langsung. (3) ideologi yang dianut oleh tokoh, humanisme, sosialisme, feodalisme dan otoritarianisme yang tergambar pada perilaku tokoh. (4) peran kaum intelektual yang terbagi atas dua: intelektual organik dan intelektual tradisional (5) peran negara yang terbagi atas dua wilayah; pertama, wilayah masyarakat politik yang merupakan wilayah kekerasaan dan wilayah masyarakat sipil yang merupakan persetujuan hegemoni. Kaum intelektual organik juga termasuk dalam peran negara pada wilayah masyarakat sipil, sebab dalam wilayah masyarakat sipil, kaum intelektual organik melakukan fungsinya dengan keberpihakannya pada masyarakat sosial.