Durasi Gelombang QRS Sebagai Penanda Three Vessel Diseases (CAD 3VD) pada Pasien IMA-NEST yang Menjalani Kateterisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan

Abstract

Latar belakang : Sindrom koroner akut (SKA) merupakan salah satu masalah kardiovaskular yang paling utama karena menyebabkan angka perawatan di rumah sakit dan angka kematian yang tinggi. Angka mortalitas pada pasien IMA-NEST selama rawatan lebih rendah dan semakin meningkat dalam jangka panjang jika dibandingkan dengan infark miokard dengan st elevasi segmen ST (IMA-EST). Pada IMA- NEST juga lebih banyak dijumpai stenosis multivesel jika dibanding dengan IMA-EST. Durasi QRS merupakan modalitas sederhana yang dapat digunakan sebagai penanda CAD 3VD pada pasien IMA-NEST. Metode : Penelitian ini merupakan suatu studi potong lintang (cross sectional), dimana dilakukan di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular RS. H. Adam Malik mulai Januari 2018 sampai Desember 2018 dengan pengumpulan sampel melihat rekam medis pasien IMA-NEST. Jumlah total subyek penelitian adalah 72 orang, dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok yang mengalami CAD 3VD dan yang tidak mengalami CAD 3VD. Dilakukan penentuan titik potong durasi QRS dengan menggunakan kurva ROC, kemudian dilakukan analisa bivariat dan multivariat untuk menentukan penanda CAD 3VD pada pasien IMA-NEST. Hasil : Jumlah total subyek penelitian adalah 72 orang, dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok yang mengalami CAD 3VD berjumlah 37 orang (51,3%) dan yang tidak mengalami CAD 3VD berjumlah 35 orang (48,7%). Dilakukan analisis ROC untuk menilai akurasi durasi QRS dalam memprediksi keterlibatan 3 pembuluh. Diperoleh luas daerah di bawah kurva sebesar 0.893 dengan nilai P<0.001. Durasi QRS sebesar 91.5 milidetik merupakan titik potong untuk memprediksi CAD 3VD dengan sensitivitas 91.9% dan spesifisitas 80%. Untuk LM Disease, durasi QRS sebesar 92.5 milidetik merupakan titik potong sebagai penanda LM Disease dengan sensitivitas 68% dan spesifisitas 64% pada pasien IMA-NEST. Dari analisis bivariat; Diabetes, fragmented QRS, penurunan EF dan durasi QRS bermakna sebagai penanda CAD 3VD pada pasien IMA-NEST. Dari analisis multivariat, peningkatan durasi QRS merupakan faktor resiko penanda CAD 3VD terkuat pada pasien IMA-NEST. Durasi QRS > 91,5 ms akan meningkatkan resiko CAD 3VD sebesar 1.338 kali (nilai P=0.001). Kesimpulan : Durasi QRS dapat digunakan sebagai penanda untuk kejadian CAD 3VD pada pasien IMA-NEST.. Nilai cut-off durasi QRS 91,5 ms (>90 ms) merupakan penanda terkuat CAD 3VD pada pasien IMA-NEST.

Background : Acute coronary syndrome (ACS) is one of the most important cardiovascular problems because the high rates of hospital care and mortality. The mortality rate in NSTE-ACS patients during treatment is lower and increases in the long term when compared with myocardial infarction with ST-segment elevation (STEMI). In NSTE-ACS there is also more multivessel stenosis when compared with STEMI. QRS duration is a simple modality that can be used as a 3VD (three vessel diseases) marker in NSTE-ACS patients. Methods : This study was a cross sectional study, and had been done in Department of Cardiology and Vascular Medicine, Adam Malik General Hospital from January 2018 to December 2018 by collecting the medical records of NSTE-ACS patients. The total number of study subjects was 72 people, divided into 2 groups, 3VD group and non 3VD group. The cut off point of QRS duration was determined by using ROC curve, then bivariate and multivariate analyzes were performed to determine 3VD markers in NSTE-ACS patients. Results : The total number of study subjects was 72 people, divided into 2 groups, 37 people (51.3%) in 3VD group and 35 people (48.7%) in non 3VD group. ROC analysis was performed to assess the accuracy of QRS duration in predicting involvement of 3 vessels. The area under the curve was 0.893 with a value of P <0.001. QRS duration of 91.5 milliseconds is a cutoff point for predicting 3VD with a sensitivity of 91.9% and specificity of 80%. For LM Disease, QRS duration of 92.5 milliseconds is a cut-off point for predicting LM Disease with a sensitivity of 68% and specificity 64% in NSTE-ACS patients. From bivariate analysis; Diabetes, fragmented QRS, lower EF and QRS duration were significant as 3VD markers in NSTE-ACS patients. From multivariate analysis, an increase in QRS duration was the strongest risk factor for 3VD in NSTE-ACS patients. The QRS duration > 91.5 ms will increase the risk of 3VD by 1,338 times (P value = 0.001). Conclusion : QRS duration can be used as a marker for 3VD in NSTE-ACS patients. QRS duration 91.5 ms (> 90 ms) is the strongest marker of 3VD in NSTE-ACS patients.