Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Swasta di Bidang Konstruksi pada Kota Medan

Abstract

Hampir setiap tahun pada kabupaten atau kota dalam wilayah Sumatera Utara mengalami keterlambatan proyek. Sekitar 60% sampai dengan 70% proyek konstruksi mengalami keterlambatan. Kota Medan merupakan salah satu dari sepuluh kota besar di Indonesia yang mengalami masalah keterlambatan proyek. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor dominan penyebab, menganalisa perbedaan sudut pandang, menghitung besar nilai korelasi, menganalisa pengaruh terhadap kontraktor pelaksana serta menentukan alternatif pencegahan keterlambatan. Proyek dikerjakan dan diawasi oleh kontraktor dan konsultan swasta. Metode penelitian adalah survei, dengan alat bantu kuisioner untuk mengumpulkan data, dan melibatkan 20 kontraktor, 10 konsultan dan 10 perwakilan pemilik proyek. Terdapat 45 faktor penyebab keterlambatan yang diidentifikasi selama penelitian. Penyebab dominan adalah meminta perubahan kerja selama masa konstruksi dengan persentase sebesar 71,84%. Terdapat perbedaan sudut pandang di antara pelaku jasa konstruksi terhadap faktor penyebab keterlambatan, dengan peringkat tertinggi adalah pemilik meminta perubahan kerja dari sudut pandang kontraktor dan konsultan. Sedangkan dari sisi pemilik proyek peringkat tertinggi adalah kontraktor kekurangan peralatan maupun alat berat. Hasil nilai korelasi Spearman dan nilai korelasi Kendall menunjukkan bahwa ρhitung ≥ ρTabel. Sehingga dapat dinyatakan terdapat korelasi yang kuat dan positif antara frekuensi terjadinya faktor keterlambatan dengan pengaruh yang ditimbulkan terhadap proyek tersebut. Pengaruh yang menimpa kontraktor pelaksana akibat keterlambatan adalah peningkatan biaya konstruksi dengan persentase sebesar 47,50%. Sebanyak 73,93% responden merekomendasikan metode pelaksanaan yang sesuai dengan kondisi di lapangan serta dicantumkan dalam kontrak kerja, guna mencegah timbulnya keterlambatan proyek. Akhirnya merangkum persepsi responden terhadap pengelolaan proyek yang baik, bila ditinjau dari segi pengelolaan biaya, waktu, mutu serta keselamatan dan kesehatan kerja.

The delay on a project occurs almost every year in districts/towns in North Sumatera. Nearly 60% to 70% of the construction projects undergo delay. Medan is one of the 10 big towns in Indonesia which undergo the problem of delay on projects. The objective of the research was to identify the dominant enabling factor, to analyze the difference of point of view, to calculate the correlation value, to analyze the influence on the contractors in the field, and to determine the alternative for forestalling the delay. A project is done and supervised by a contractor and private consultant. This research was a survey; the data were gathered by using questionnaires, distributed to 20 contractors, 10 consultants, and 10 representatives of project owners. There are 45 factors which cause the delay, and the dominant one is requesting for the change in work during the construction process with the percentage of 71.84%. There is the difference in point of view between construction service practitioners and the factors which cause the delay; the highest rank is that the owners ask the change in work from the point of view of the contractor and the consultant; while from the owners’ point of view, the highest rank is that contractors lack of equipment such as heavy equipment. The result of Spearman correlation value and Kendall correlation value showed that pcount ≥ ptable which indicates that there is positive and significant correlation between the frequency of the delay and the influence on the projects. The influence on the contractors in the field, due to the delay, is that the rise of construction cost with the percentage of 47.50%. 73.93% of the respondents recommended implementation method which should be in accordance with condition in the field and attached in the working contract in order to forestall project delay. Eventually, they comprise respondents’ perception on good project management, viewed from the cost, time, quality, and job safety and health.