Analisis Sikap Siswa SMA Bodhicitta Terhadap Cyberbullying

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek sikap yang mencakup pemahaman (kognitif), perasaan (afektif), dan kecenderungan berperilaku (konatif) terhadap perlakukan cyberbullying yang terjadi remaja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif pada siswa SMA Bodhicitta Medan kelas XI yang mempunyai populasi sebanyak 134 orang. Teknik penarikan sampel Slovin dan sistem undi digunakan untuk memperkecil populasi dan mendapatkan 100 siswa sebagai sampel sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan selama dua bulan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Temuan penting dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh cyberbullying terhadap sikap remaja. Aspek kognitif dari pengetahuan siswa SMA masih tergolong terbatas, tergambar dari rendahnya tingkat pemahaman siswa SMA tentang definisi cyberbullying. Sementara dari dari sisi afektif pelaku cenderung untuk merasa senang dan terhibur jika dapat melakukan cyberbullying pada orang lain, di lain pihak responden merasa biasa saja jika mereka menjadi korban cyberbullying. Pada aspek konatif, pelaku cenderung untuk mengintimidasi teman melalui media sosial dan dari sisi korban, mayoritas mereka tidak akan melakukan tindakan apapun untuk melawan cyberbullying.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek sikap yang mencakup pemahaman (kognitif), perasaan (afektif), dan kecenderungan berperilaku (konatif) terhadap perlakukan cyberbullying yang terjadi remaja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif pada siswa SMA Bodhicitta Medan kelas XI yang mempunyai populasi sebanyak 134 orang. Teknik penarikan sampel Slovin dan sistem undi digunakan untuk memperkecil populasi dan mendapatkan 100 siswa sebagai sampel sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan selama dua bulan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Temuan penting dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh cyberbullying terhadap sikap remaja. Aspek kognitif dari pengetahuan siswa SMA masih tergolong terbatas, tergambar dari rendahnya tingkat pemahaman siswa SMA tentang definisi cyberbullying. Sementara dari dari sisi afektif pelaku cenderung untuk merasa senang dan terhibur jika dapat melakukan cyberbullying pada orang lain, di lain pihak responden merasa biasa saja jika mereka menjadi korban cyberbullying. Pada aspek konatif, pelaku cenderung untuk mengintimidasi teman melalui media sosial dan dari sisi korban, mayoritas mereka tidak akan melakukan tindakan apapun untuk melawan cyberbullying.