Efektivitas Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
Abstract
Sebagaimana kita ketahui, bahwa saat ini tema pemberdayaan masyarakat memang sering menjadi topik hangat dalam banyak diskusi dan bahkan pemberdayaan masyarakat memang telah menjadi tujuan pemerintah secara umum sebagai upaya pembangunan daerah dan nasional. P2KP menjadi menarik karena P2KP ini dianggap pemerintah sebagai solusi tepat untuk menjawab persoalan kemiskinan khususnya di daerah perkotaan. Dalam memberdayakan mayarakat ada serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memberdayakan mereka, yang saat ini merupakan kelompok lemah. Proses pemberdayaan ini dilakukan untuk memberdayakan masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga harapan kedepannya untuk mengembalikan kepercayaan diri masyarakat, mampu menyampaikan aspirasinya dan mempunyai mata pencaharian yang merupakan seumber penghasilan mereka, dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan yang penting adalah masyarakat menjadi mandiri dalam kehidupan sehari-harinya. Masalah kemiskinan di Indonesia tidak hanya melanda wilayah pedesaan, tetapi juga perkotaan. Khusus di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum kondisi masyarakatnya yang miskin adalah tidak adanya prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman yang memadai, serta kualitas lingkungan yang kumuh dan tidak layak huni. Kemiskinan merupakan persoalan struktural dan multi-dimensional yang mencakup politik, sosial, aset, dan lain-lain. Karakteristik kemiskinan tersebut, serta krisis ekonomi yang terjadi, telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki ke arah pengokohan kelembagaan masyarakat. Berdasarkan karakteristik kemiskinan di kawasan perkotaan tersebut, model P2KP di harapkan mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian persoalan kemiskinan yang bersifat multi-dimensional dan struktural, khususnya yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, model P2KP di harapkan mampu menyediakan aset yang lebih baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya ataupun menyuarakan aspirasinya dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, program P2KP merupakan program penanggulangan kemiskinan di perkotaan dari, oleh, dan untuk masyarakat itu sendiri. Untuk mengukur efektivitas P2KP maka akan dipergunakan indikator yang telah ditetapkan P2KP itu sendiri Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, penduduk dewasa yang berpartisipasi memilih dalam pemilihan BKM sudah mencapai target lebih dari 30%. Kedua, perempuan yang berpartisipasi dalam pemilihan BKM sudah mencapai target 30%. Ketiga, perempuan yang terpilih sebagai anggota BKM lebih dari target 3 orang. Keempat, jumlah relawan di kelurahan/desa mencapai target lebih dari 25 orang. Dengan kata lain, pelaksanaan P2KP memang efektif dalam implementasinya
