Bahasa sebagai Status Simbol Interaksi Sosial pada Sekolah Multikultural di Kota Medan
View/ Open
Date
2017Author
Desky, Ahmed Fernanda
Advisor(s)
Pujiati
Simanihuruk, Muba
Metadata
Show full item recordAbstract
School is one of the important aspects to educate the public in accordance with the government policy under the rules of the 1945 Constitution of the language in article 32 and article 36, which was also reaffirmed in the Law on National Education System in 2009. Language is a part of status symbols. Status symbols in the context of language or cultural identity that is the position occupied or used language that someone in interacting seen in three symbol languages, local language, national language, and foreign languages. Status symbols in public life language in a multicultural school looks of the language itself to a certain domain during the interaction process that focused on assimilation, competition, and conflict. The arena of language is in the process of interaction could have a place to stay, power relations, as well as the local culture in determining the language so that it automatically becomes habitus for users that could result in the shifting of language culture, especially in multicultural schools in the city of Medan. Therefore, researchers are interested to see how far the effects of the use of language as a status symbol of the social interaction and want to see the relationship between the use of language as a status symbol of the social interaction in school multicultural city of Medan.
This study used mixed method or mix research by choosing qualitative research as the core data, while the quantitative as supporting data using SPSS version 20 software program as a tool to process the data. The object of this research is the principal, teachers, and students in high school multicultural Private Sultan Iskandar Muda Medan which is the only school that has a base of multicultural education in the city of Medan. The research sample taken in this study were 86 students who have the characteristics of multicultural ethnicity, religion, and language acquisition are different local language.
The results of this study indicate turns out the use of the local language as a status symbol of power proposed by Pierre Bourdieu seems to have an effect on social interaction in the school, but the native language is used not to dominate but to preserve the culture of the language personally. The influence of national language is used as an everyday language, the official language and the language must be used in the school's multicultural so that the national language shows the characteristic language of this country that has an important role in integrating pupils in schools multicultural. In addition, the status symbol that appears on the foreign language education institutions require students to learn in order to compete in the international arena. The process according to the theory of social interaction and Gillin and Gillin in view of language as a status symbol it also showed a significant relationship of all three concepts namely assimilation theory, competition, and conflict. Sekolah merupakan salah satu ranah penting untuk mendidik masyarakat sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan peraturan Undang-Undang Dasar 1945 tentang bahasa pada pasal 32 dan pasal 36 yang juga dipertegas lagi di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2009. Bahasa merupakan salah satu bagian dari status simbol. Status simbol dalam konteks bahasa yaitu kedudukan atau identitas budaya bahasa yang dikuasai atau digunakan seseorang dalam berinteraksi yang dilihat pada tiga simbol bahasa, yaitu bahasa ibu, bahasa nasional, dan bahasa asing. Status simbol dalam kehidupan masyarakat bahasa di sekolah multikultural terlihat dari penempatan bahasa itu sendiri ke ranah tertentu pada saat proses interaksi berlangsung yang terfokus pada asimilasi, persaingan, dan konflik. Ranah bahasa yang dimaksud dalam melakukan proses interaksi bisa saja tempat tinggal, relasi kekuasaan, serta kebudayaan daerah dalam menentukan bahasa sehingga secara otomatis menjadi habitus bagi penggunanya yang bisa mengakibatkan bergesernya budaya bahasa khususnya pada sekolah multikultural di kota Medan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melihat sejauhmana pengaruh penggunaan bahasa sebagai status simbol terhadap interaksi sosial serta ingin melihat hubungan antara penggunaan bahasa sebagai status simbol terhadap interaksi sosial di sekolah multikultural kota Medan.
Penelitian ini menggunakan mixed methods atau penelitian campuran dengan memilih penelitian kualitatif sebagai data inti sedangkan kuantitatif sebagai data pendukung dengan menggunakan program software SPSS versi 20 sebagai alat untuk mengolah data. Objek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan murid multikultural di SMA Swasta Sultan Iskandar Muda Medan yang merupakan satu-satunya sekolah yang memiliki basis pendidikan multikultural di kota Medan. Sampel penelitian yang diambil pada penelitian ini sebanyak 86 murid multikultural yang memiliki karakteristik suku, agama, dan penguasaan bahasa ibu yang berbeda-beda.
Hasil penelitian ini menunjukkan ternyata penggunaan bahasa ibu sebagai status simbol kekuasaan yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu tampaknya memiliki pengaruh terhadap interaksi sosial di sekolah, tetapi bahasa ibu dipakai bukan untuk mendominasi melainkan untuk melestarikan budaya bahasanya secara personal. Pengaruh bahasa nasional digunakan sebagai bahasa sehari-hari, bahasa resmi, dan bahasa wajib digunakan di sekolah multikultural sehingga bahasa nasional menunjukkan ciri khas bahasa Negara ini yang memiliki peran penting dalam mengintegrasikan murid di sekolah multikultural. Selain itu, status simbol bahasa asing yang muncul di institusi pendidikan mengharuskan peserta didik untuk mempelajarinya agar dapat bersaing di kancah internasional. Proses interaksi sosial menurut teori Gillin dan Gillin dalam melihat bahasa sebagai status simbol ternyata juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dari ketiga konsep teorinya yaitu asimilasi, persaingan, dan konflik.
Collections
- Master Theses [67]