Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminth (STH) dengan Kadar Eosinofil Darah pada Petugas Pengangkut Sampah Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh

Abstract

Soil-Transmitted Helminth (STH) menginfeksi lebih dari satu milyar orang di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi kecacingan masih relatif tinggi pada tahun 2006, yaitu sebesar 32,6% dan pada tahun 2007 mencapai 65% terutama pada golongan penduduk kurang mampu dari sisi ekonomi. Infeksi primer biasanya terjadi pada anak-anak dan bisa menetap sampai dewasa melalui paparan infeksi berulang terhadap lingkungan yang terkontaminasi tinja dan dapat bersifat kronis pada penduduk yang tinggal di daerah endemis. Petugas sampah merupakan salah satu kelompok yang berhubungan dengan tanah yang beresiko terinfeksi STH. Lingkungan kerja petugas sampah banyak mengandung bibit penyakit, menimbulkan polusi dan berbagai efek negatif lainnya. Petugas pengangkut sampah juga sering bersentuhan langsung dengan tanah. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan infeksi STH dengan kadar eosinofil pada petugas pengangkut sampah Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh. Desain studi observasional menggunakan metode cross sectional. Analisis statistik menggunakan uji fisher exact test dengan kemaknaan p< 0,05. Sampel tinja dan darah dikoleksi dari 60 petugas yang bersedia berpartisipasi (dengan informed consent).Metode Kato-Katz digunakan untuk mengetahui adanya infeksi STH dan hitung eosinofil absolut dilakukan pada sediaan darah yang dilihat pada kamar hitung untuk mengetahui jumlah eosinofil pada petugas pengangkut sampah. Prevalensi infeksi STH sebesar 23,3 % (14/60) terdiri dari infeksi T.trichiura 21,7 % dan infeksi campuran 1,6 %. Tidak ditemukan infeksi tunggal A.lumbricoides dan infeksi Hookworm. Prevalensi eosinofilia adalah 21,7%. (13/60). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas infeksi STH dengan kadar eosinofil darah ( p value = 1.00 ).

Soil-Transmitted Helminth (STH) infects more than one billion people worldwide. In Indonesia, the prevalence of worms is still relatively high in 2006, which amounted to 32.6% and in 2007 reached 65% mainly on the economically disadvantaged group. Primary infections usually occur in children and can persist into adulthood through exposure to recurrent infections to stool-contaminated environments and may be chronic to residents living in endemic areas. Waste collectors are one of the groups associated with land at risk for STH infection. The work environment of waste collectors which has many seeds of disease, causing pollution and other negative effects. Waste collectors are also often contact with the ground directly. The research was conducted to find out the correlation of STH infection with eosinophil level in waste collectors form Departement of Hygiene and City Splendor in Banda Aceh City. The design of this research is an observational study using cross sectional method. Statistical analysis using fisher exact test with significance p <0.05. Stool and blood samples were collected from 60 workers who were willing to participate (with informed consent). The Kato-Katz method was used to determine STH infection and absolute eosinophil count was performed on blood preparations seeing in the count chamber to find out the number of eosinophils in the waste collectors. The prevalence of STH infection is 23.3% (14/60) consisted of a T.trichiura infection of 21.7% and a mixed infection of 1.6%. There was no single infection of A. lumbricoides and Hookworm infection. The prevalence of eosinophilia is 21.7%. (13/60). There was no significant relationship between STH infection and blood eosinophil level (p value = 1.00).