Uji Diagnostik Pemeriksaan Pewarnaan Gram dan Tes Dipstik Urin dalam Mendiagnosa Infeksi Saluran Kemih

Abstract

Latar belakang: Pewarnaan Gram dan Tes Dipstik merupakan pemeriksaan yang sangat bermanfaat, mudah, cepat dan murah. Namun keakuratannya dalam mendiagnosa ISK masih diperdebatkan. Tujuan: Membandingkan sensitifitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif dari pewarnaan gram dan dipstik urin dalam mendiagnosa ISK Metode dan cara: Penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang ini dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan pada Januari–Maret 2015. Populasi penelitian ini adalah pasien dengan leukosituria yaitu dijumpai lebih dari 5 leukosit/lpb pada pemeriksaan sedimen urin. Selanjutnya pada tiap sampel dilakukan pemeriksaan Pewarnaan Gram dan Tes Dipstik. Dilakukan juga kultur urin sebagai standar baku emas. Hasil: Sampel yang didapat berjumlah 70 yaitu laki-laki n = 19 orang (27.1%) dan perempuan n = 51 orang (72.9%). Kultur urin positif pada 53 (75.7%) pasien. Tes Dipstik positif pada 47 (67.1%) pasien. Pewarnaan Gram positif pada 44 (62.9%) pasien. Sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif pada Tes Dipstik adalah 86.8%, 17.6%, 76.6% dan 26.1%. Sedangkan pada Pewarnaan Gram; sensitifitas 81.1%, spesifisitas 94.1%, nilai prediksi positif 76.7% dan nilai prediksi negatif 30.0%. E. coli dan K. pneumoni merupakan bakteri terbanyak penyebab ISK. Meropenem dan Amikasin merupakan antibiotik paling peka terhadap infeksi ini. Kesimpulan: Pewarnaan Gram memiliki uji diagnostik yang lebih baik dibandingkan Tes Dipstik dalam mendiagnosa ISK.

Background: Gram Staining dan urine dipstick is a useful and commonly used test because of its rapidity and low cost. However its diagnostic accuracy is debatable. Purpose: To compare sensitivity, specificity and positive and negative predictive values of Gram Staining and Urine Dipstick Material and Method: An analytical study with cross sectional approach was conducted at H. Adam Malik hospital Medan from January-March 2015. Population in this research are people who get leukocyturia which is 5 leucoyte/hpf in sediment urin examination. Gram staining and dipstick tests, urine cultur (as gold standard) were carried out on urine samples of all patients. Result: This research was conducted on 70 patients, male n = 19 (27.1%) patients and female = 51 (72.9%) patients. Urine cultures were positive in 53 (75.7%) patients. Urine dipstick positive in 47 (67.1%) patients. Gram staining positive in 44 (62.9%) patients. Sensitivity, specificity, positive predictive value (PPV) and negative predictive value (NPV) of Dipstick test were 86.8%, 17.6%, 76.7% and 30.0%; while Gram staining were; 81.1%, 94.1%, 97.7% and 61.5%. Dipstik sensitivitas 86.8%, spesifisitas 17,6%, PPV 76,7%, NPV 30.0%. E. Coli and K. pneumonie are the most leading causes for urinary tract infection. Meropenem and Amicasine are the most succeptible antibiotics for this kind of infection. Conclusion: Gram staining has a better diagnostic value than urine dipstick.