Show simple item record

dc.contributor.advisorNasution, Harmein
dc.contributor.advisorAnizar
dc.contributor.authorFitrijayati, Risa
dc.date.accessioned2019-11-08T02:30:10Z
dc.date.available2019-11-08T02:30:10Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/20242
dc.description.abstractPT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk – Bunut Rubber Factory adalah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan karet dari perkebunan milik perusahaan dan milik rakyat. Salah satu produk yang dihasilkan adalah produk crumb rubber. Aktivitas operator dimulai dari pemilihan bahan baku yang dilakukan untuk mengelompokkan bahan baku berdasarkan tingkat kebersihan, mutu dan umur yang sama. Tidak adanya penanggung jawab pengontrolan khusus menyebabkan produk akhir mengandung dirt content dan ash content melebihi standar yang digunakan. Aktivitas operator selanjutnya terdapat pada proses maturasi. Proses ini dilakukan selama 10-15 hari dengan cara menebar bahan baku pada ruang khusus sehingga bahan olahan berubah warna menjadi lebih tua dan kering. Operator bertugas mengawasi bahan olahan agar tidak terkena sinar matahari langsung serta melindungi bahan olahan agar terhindar dari kotoran yang terbawa angin. Kesalahan pengontrolan menyebabkan terdapat white spot pada produk dan mengandung dirt content dan ash content melebihi standar.Selain itu, operator berperan penting pada proses pengeringan. Pengontrolan dilakukan pada bahan olahan agar benar-benar kering optimal. Proses pengeringan terjadi oleh udara panas yang dihasilkan oleh heat echanger. Komponen pemanas pada heat echanger adalah susunan pipa berisi oli yang dipanaskan menggunakan bahan bakar cangkang kelapa sawit. Cangkang kelapa sawit yang lembab akan menyebabkan suhu mesin dryer terlalu rendah. Akibatnya, produk akhir mengandung white spot dan menyebabkan tumbuhnya jamur. Selain itu, suhu mesin dryer yang terlalu tinggi akan menyebabkan produk akhir terlalu matang dan menjadi berlendir serta lengket-lengket. Dokumentasi produksi pengolahan crumb rubber tiga tahun terakhir menunjukkan rata-rata persentasi produk cacat sebesar 9,1%. Persentasi kecacatan produk pada beberapa bulan mencapai 11% hingga 15%. Jumlah kecacatan ini melebihi standar kecacatan yang diizinkan perusahaan yaitu 10%. Keadaan tersebut tentunya menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Dari uraian permasalahan di atas maka diperlukan suatu analisis untuk mengatasi human error pada sistem kontrol dalam pengolahan produk crumb rubber dengan metode SHERPA dan HEART. Human error dengan probabilitas high pada proses pengolahan produk crumb rubber adalah operator gagal melakukan pengontrolan pada proses pengeringan. Akibat dari human error tersebut yaitu produk terlalu matang atau terlalu mentah. Solusi pencegahan yang diberikan adalah pengadaan pelatihan (training) khusus untuk operator agar meningkatkan sistem pengontrolan dan membuat jobdesk khusus pada proses pengeringan. Probabilitas terjadinya human error yang tertinggi pada proses pengolahan produk crumb rubber adalah task 7.1 dan 7.2 yaitu melakukan pengontrolan pada proses pengeringan sebesar 5,6246. Desain sistem kontrol yang dibuat untuk mencegah terjadinya human error adalah pembuatan struktur organisasi dan job desk khusus sistem kontrol, desain standard operating procedure terkait dengan sistem kontrol dan penetapan sarana pendukung untuk melaksanakan sistem kontrol.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectHuman Erroren_US
dc.subjectSistem Kontrolen_US
dc.subjectSHERPAen_US
dc.subjectHEARTen_US
dc.titleAnalisa Human Error pada Sistem Kontrol dalam Proses Pengolahan Produk Crumb Rubber di PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM120403020
dc.description.pages128 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record