Pengaruh Latihan Pernapasan Diafragma Terhadap Skala Sesak Napas dan Kadar Malondialdehyde Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil

Abstract

Obstructive Pulmonary Disease Patients Stable (COPD) is an airway obstruction disease with a clinical picture of shortness of breath that is influenced by oxidative stress factors, marking the state of oxidative stress using levels of malondialdehyde (MDA). Non-pharmacological interventions that can be given for COPD sufferers are diaphragmatic breathing exercises, which can increase the workings of diaphragm muscles, reduce oxidative stress and reduce the scale of shortness of breath due to airway obstruction. The research design used was an experimental pretest-posttest with control, against 34 subjects with a comparison of each group 17:17. The inclusion criteria in this study were men, aged 40-80 years, getting treatment from a pulmonary specialist, stable condition 4 weeks before the study and getting standard treatment, while the exclusion criteria were diabetic mellitus (DM), did not have another lung disease / post tuberculosis (TB), refused to intervene and do not follow complete research procedures. Analysis of the influence between variables used the mann-whitney test. From the results of statistical analysis, there was a significant difference in the decrease in shortness of breath scale (p = 0,000) and there was no significant difference in the decrease in plasma MDA levels in patients with stable COPD.

Penyakit Paru Onstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit obstruksi jalan napas dengan gambaran klinis sesak napas yang dipengaruhi faktor stress oksidatif, penandaan keadaan stress oksidatif menggunakan kadar malondialdehyde (MDA). Intervensi non farmakologis yang dapat diberikan untuk penderita PPOK adalah latihan pernapasan diafragma, dimana latihan tersebut dapat meningkatkan kerja otot diafragma, mengurangi stress oksidatif dan mengurangi skala sesak napas oleh karena obtruksi jalan napas. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental pretest-posttest dengan kontrol, terhadap 34 subjek dengan perbandingan tiap kelompok 17:17. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pria, usia 40-80 tahun, mendapatkan perawatan dari dokter spesialis paru, kondisi stabil 4 minggu sebelum penelitian dan mendapatkan pengobatan standart, sedangkan kriteria eksklusinya adalah menderita diabetes mellitus (DM), Tidak memiliki penyakit paru lainnya / post tuberculosis (TB), menolak untuk melakukan intervensi dan tidak mengikuti prosedur penelitian secara lengkap. Analisis pengaruh antar variabel digunakan uji mann-whitney. Dari hasil analisa statistik didapatkan ada perbedaan signifikan terhadap penurunan skala sesak napas (p=0,000) dan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap penurunan kadar MDA plasma pada penderita PPOK stabil.