Sinunö Falöwa : Kajian Makna Teks dan Kontinuitas Nyanyian Perkawinan Masyarakat Nias di Kota Gunungsitoli

Abstract

This thesis is titled Sinunö Falöwa: Study of the Meaning of the Text and Continuity of the Nias Community Marriage Song in GunungSitoli City. Sinunö falöwa (marital singing) consists of three types of songs namely bölihae, fangowai and hendri-hendri. These three songs can be distinguished based on their intended use in the Nias community's marriage ceremony. Using ethnomusicology and linguistic study approaches and descriptive-analytical qualitative research methods, this paper will reveal the social values of the Nias community contained in the sinunö falöwa text and examine the sustainability of the sinunö falöwa from the past, present and future. The theory used as the basis for the author's thought to answer the problem formulation in this study is the theory of semiotics by Saussure and Roland Barthes. The results of the study revealed that in the text sinunö falöwa contained social values of the Nias community, namely honor, mutual cooperation/togetherness, deliberation, social integration of kinship relations, and sacrifice. Furthermore, the existence of sinunö falöwa from pre-Christian times to the time of spreading the gospel did not experience such a significant change. However, in the modernization era, the change in the presentation of sinunö falöwa was as clear as the use of BNKP's hymns to replace the bölihae chanting and non-attachment to the rules of the song leader. Reviewing the continuation of sinunö falöwa from three time periods, the authors conclude that sinunö falöwa will still be used in the falöwa ceremony, even though it is presented in a different form.

Tesis ini berjudul Sinunö Falöwa: Kajian Makna Teks dan Kontinuitas Nyanyian Perkawinan Masyarakat Nias Di Kota Gunungsitoli. Sinunö falöwa (nyanyian perkawinan) terdiri dari tiga jenis nyanyian yaitu bölihae, fangowai dan hendri-hendri. Ketiga nyanyian ini dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya dalam upacara perkawinan masyarakat Nias. Dengan menggunakan pendekatan studi etnomusikologi dan linguistik serta metode penelitian kualitatif deskriptif-analitis, tulisan ini akan mengungkap nilainilai sosial masyarakat Nias yang terkandung di dalam teks sinunö falöwa serta mengkaji keberlanjutan sinunö falöwa dari masa lampau, masa kini dan masa mendatang. Adapun teori yang digunakan sebagai landasan berpikir penulis untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori semiotika oleh dan Roland Barthes. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam teks sinunö falöwa terkandung nilai-nilai sosial masyarakat Nias, yaitu kehormatan, gotong royong/ kebersamaan, musyawarah, integrasi sosial hubungan kekerabatan, dan pengorbanan. Selanjutnya, eksistensi sinunö falöwa dari masa pra-Kristen ke masa penyebaran injil tidak mengalami perubahan yang begitu signifikan. Tetapi, pada masa modernisasi, perubahan dalam penyajian sinunö falöwa tampak jelas seperti penggunaaan kidung pujian BNKP untuk menggantikan nyanyian bölihae serta ketidakterikatan terhadap aturan pemimpin nyanyian. Mengkaji keberlanjutan sinunö falöwa dari tiga periode waktu, penulis menyimpulkan bahwa sinunö falöwa akan tetap digunakan di dalam upacara falöwa, meskipun disajikan dalam bentuk yang berbeda.