Dampak Keberadaan Minimarket Berjaringan Terhadap Kedai di Kota Binjai

Abstract

The growth of networked-minimarkets keeps on developing in the capital cities and regencies in Indonesia, including Binjai City. Based on Tribunenews (2016), Idaham, the Mayor of Binjai City states that for the last five years, he does not give any licence to build networked-minimarkets in order to protect the traditional stores. However, based on the market need, community, and realization of the policy of the Asean Economic Community, hegives the licences to build networked-minimarkets again. This significantly causes the growth of networked-minimarkets in Binjai which definitely causes the unhealthy competition climate and loss to the owners of the traditional stores. The research objectives are to analyze the impacts of the existence of the networked-minimarkets viewed from the distance of between the traditional stores and the networked-minimarkets, the number of the traditional stores, the work hours, to find out the alternatives so that the traditional stores can compete with the networked-minimarkets. Qualitative method and descriptive approach are carried out, namely by interviewing the owners of the traditional stores, the consumers and the networked-minimarkets. The reseach results conclude that the same products sold in the networked-minimarkets and the traditional stores causes many of the products in the traditional stores are not sold out and expired. The closer the location between the traditional stores and the the networked-minimarkets, the less income the owners of the traditional stores get. The impacts of the networked-minimarkets are no new traditional stores exist and owners of the traditional stores close down their stores because the stores are their income sources to help their family economy. That although their income decreases, they will not close down their stores and they are looking for alternatives so that they survive to compete with the networked-minimarkets.The existence of networked-minimarkets causesa change of work hours of the stores. They open their stores earlier and close them later by hoping that they can increase their incomes. The result of SWOT analysis of the stores show that the weakness are structures of the stores are not interesting, the goods are not complete and not arranged comfortably and efficiently, and simple minimum services. The strengths are the consumers can buy in a small quantity, the stores can fullfil the consumers’ orders, the consumers can owe to the stores, and prices of the products are cheaper that the stores can compete with the networked-minimarkets.

Pertumbuhan minimarket Berjaringan terus meningkat di berbagai Ibu kota maupun kabupaten-kabupaten di Indonesia termasuk di Kota Binjai. Berdasarkan berita pada koran Tribunnews (2016) Idaham selaku Wali Kota Binjai mengatakan selama lima tahun terakhir tidak memberikan izin pendirian minimarket berjaringan untuk melindungi kedai tradsional, namun atas dasar kebutuhan pasar dan masyarakat dan raelisasi kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka izin pendirian minimarket berjaringan diberikan kembali. Pemberian izin untuk pembangunan minimarket berjaringan di Kota Binjai menyebabkanpertumbuhan jumlah minimarket berjaringan yang signifikan, hal ini tentu memunculkan iklim persaingan yang tidak sehat dan merugikan para pemilik kedai di Kota Binjai. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis dampak keberadaan minimarket berjaringan, diinjau dari jarak kedekatan antara kedai dengan minimarket berjaringan, jumlah kedai, jam kerja kedai dan peneliti mencari alternatif untuk kedai agar dapat bersaing di tengah pertumbuhan minimarket berjaringan di Kota Binjai Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan deskritptif, yaitu dengan melakukan wawancara terhadap para pemilik kedai, konsumen kedai dan minimarket berjaringan di Kota Binjai. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa samanya produk yang dijual pada minimarket berjaringan dengan kedai menyebabkan banyak produk-produk di kedai menjadi tidak laku terjual dan bahkan menjadiexpired date sehingga semakin dekat lokasi kedai dengan minimarket berjaringanmaka pendapatan pemilik kedai akan semakin menurun.Dampak minimarket berjaringan terhadap jumlah kedai, ternyata tidak ada kedai baru ataupun pemilik kedai yang menutup kedainya karena kedai merupakan sumber pengahasilan yang sangat membantu perekonomian keluarga para pemilik kedai, sehingga walaupun para pemilik kedai mengalami penurunan pendapatan, mereka tidak akan menutup kedainya dan mencari alternatif-alternatif agar tetap bisa bersaing dengan minimarket berjaringan. Keberadaan minimarket berjaringan menyebabkan perubahan pada jam kerja kedai di Kota Binjai. Pemilik kedai mempercepat jam buka kedainya dan memperlama jam buka kedai dengan harapan dapat menambah pendapatan kedai.Hasil analisis SWOT pada kedai yaitu kelemahan-kelemahan kedai seperti bentuk kedai tidak menarik, tata letak barang di dalam kedai tidak diatur dengan nyaman dan efesien, barang tidak lengkap, pelayanan biasa saja dapat diminimalisir dan kedai dapat diperkuat dengan kelebihan-kelebihannya seperti bisa beli eceran, dapat memenuhi pesanan untuk pelanggan, bisa memberikan hutang kepada langganan dan harga produk lebih murah, sehingga kedai dapat bersaing dengan minimarket-minimarket berjaringan yang ada di Kota Binjai.