Show simple item record

dc.contributor.advisorNst, Achmad Delianur
dc.contributor.advisorGinting, Salmina
dc.contributor.authorSiburian, Evlina
dc.date.accessioned2019-12-03T06:40:54Z
dc.date.available2019-12-03T06:40:54Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/21520
dc.description.abstractNowadays, Medan highly needs urban mass transportation, railroad, especially in the northern area of Medan (Belawan) where there are strategic aconomic activities such as industry, factories, warehousing and shipping which have potential generation of power or energy and transportation attraction. Sri Lelawangsa Railroad of Medan-Belawan is one of the realizations of the Government policy in increasing accessibility and mobility of people in order to create regional development synergy, to increase regional economic development, and to realize development equal distribution. This railroad is a railway track-based urban mass transportation which was officialy established on February 16, 2010. Its track took 22 kilometers, passes by Medan Railroad Station-Pulo Brayan Station-Titi Papan Station-Labuan Station-Belawan Station. Unfortunately, this railroad operated only one year. The objective of the research was to analyze the cause of Sri Lelawangsa Railroad to stop its operation and to analyze the characteristics of the people long the route and the factors which influenced the reoperation of Sri Lelawangsa Railroad Medan-Belawan. The conclusion of the research was that some causes of this mass transportation to stop its operation were as follows: its low route frequency, the condition of stations which were below the standard in servicing, and a lot of illegal buildings crowded along the railway track. Meanwhile, the factor which influences the reoperation of the railroad is that people choose this means of transportation due to the factors of safety and security. There are 7 (seven) public interests in using railroads which were explained consecutively and the condition of roads that intersect with railway track is becoming bogged down.en_US
dc.description.abstractKota Medan saat ini sangat membutuhkan angkutan massal perkotaan berbasis rel yaitu kereta api, khususnya ke bagian utara Kota Medan (Belawan) dimana pada kawasan ini terdapat kegiatan perekonomian strategis antara lain: industri, pabrik, pergudangan dan pelayaran yang memiliki potensi bangkitan dan tarikan perjalanan. Kereta api Sri Lelawangsa rute Medan–Belawan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebijakan Pemerintah untuk pengembangan sistem jaringan perkeretaapian yang bertujuan meningkatkan aksesbilitas dan mobilitas orang agar tercipta sinergi perkembangan wilayah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan mewujudkan pemeretaan pembangunan. Kereta api ini merupakan transportasi massal perkotaan berbasis jalan rel yang diresmikan pada tangggal 16 Pebruari 2010 dengan panjang lintasan 22 km melintasi Stasiun Besar Kota Medan–Stasiun Pulo Brayan–Stasiun Titi Papan–Stasiun Labuan–Stasiun Belawan. Tetapi kereta ini hanya beroperasi 1 (satu) tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penyebab kereta api Sri Lelawangsa rute Medan-Belawan berhenti beroperasi serta menganalisis karakteristik masyarakat pada rute tersebut dan faktor-faktor yang mempengaruhi untuk mengoperasionalkan kembali kereta api Sri Lelawangsa rute Medan-Belawan. Peneliti melakukan analisa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pengoperasionalan kembali kereta api, yaitu faktor keselamatan, faktor keamanan, faktor kenyamanan, faktor waktu perjalanan dan faktor biaya perjalanan serta faktor yang mendorong minat masyarakat untuk menggunakan kereta api Sri Lelawangsa rute Medan-Belawan. Berdasarkan hasil analisa dapat disimpulkan bahwa penyebab angkutan massal ini berhenti beroperasi adalah frekuensi perjalanan yang rendah, kondisi stasiun yang tidak memenuhi standar pelayanan, bangunan liar yang berhimpitan dengan lintasan kereta api. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi untuk pengoperasional kembali kereta api dimaksud adalah faktor yang mempengaruhi pemilihan moda, bahwa masyarakat memilih/menggunakan kereta api karena alasan faktor keselamatan dan keamanan; terdapat 7 (tujuh) minat masyarakat untuk menggunakan kereta api yang dijelaskan secara berurutan dan kondisi jaringan jalan yang bersinggungan dengan lintasan kereta api yang semakin macet.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAngkutan Massal Perkotaanen_US
dc.subjectOperasional Kereta Apien_US
dc.titleKajian Operasional Angkutan Massal Perkotaan Studi Kasus: Kereta Api Sri Lelawangsa Rute Medan–Belawanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM137020003
dc.description.pages143 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record