Analisis Tingkat Kepuasan Tenaga Kerja Kebun Terhadap Infrastruktur (Studi Kasus : Kebun PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk)

Abstract

A palm oil plantation company should have a sustainable system and regulations refers to the standards of the RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) or ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) in appropriate to regulation of Minister of Agriculture No.19/Permentan/OT.140/3/201. One aspect of the system and regulations is the problem of infrastructure. Infrastructures in the Indonesian palm oil plantations, in general is still far away from adequate and based on site observations seen some infrastructure often have problems such as road infrastructure is often damaged due to rainy season, leaks in roof and damages of house floor and wall, distribution system of the clean water is not evenly distributed, existing of education system is lack and minimum and also the electricity power outages are frequently occured, etc. The purpose of this research is to appraise satisfaction level of the estate labors about the conditions and functions of infrastructure in order to increase the company productivity such as roads, housing, clean water and sanitation, education, health and electricity. This research used questionnaire distribution method directly to respondents of the three estates at PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (PT.Lonsum), such as Rambong Sialang Estate, Bah Lias Estate and Sei Rumbiya Estate with purposive sampling technique. Type of questionnaire is closed questionnaire and using fixed alternative question. The number of samples were 270 respondents each estate with significance level of 95%. Method of analysis data used statistical analysis including descriptive analysis, chi square analysis, ANOVA analysis,and factor analysis. Generally the results of the research find out that in all of estate locations more than 50% on average of respondents were satisfied with their infrastructures except the electrical infrastructure of more than 80% of them are skeptical, whereas based on the demography, showed that an average of equal or more than to 50% male respondents were married and have been living for more than 5 years were satisfied with the infrastructures such as road, housing, clean water and sanitation, and education, but more than 50% of the average respondents were skeptical in electrical infrastructure. Chi Square analysis with 95% significance level are indicates a relationship between statisfaction factor and job title status, education, income and expenditures of respondents with the road infrastructure while at Bah Lias Estate showed (1) the relationship between statisfaction factor and employment status and also number of dependent of respondents with housing infrastructure and (2) the relationship between age of respondents with educational infrastructure. In Sei Rumbiya Estate also seen the relationship between factor of satisfaction and marital status of respondents with the health of infrastructure. ANOVA analysis has found the differences in respondents satisfaction on each estate, whereas factor analysis has found that road infrastructure is the major factor of infrastructure about 84,2% which influencing respondents satifactions.

Suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit sebaiknya memenuhi standard internasional yaitu RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) atau mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No.19/Permentan/OT.140/3/2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO. Salah satu syarat untuk mendapatkan predikat kebun bersertifikat (RSPO/ISPO) adalah terciptanya suatu tatanan perkebunan sawit yang baik, salah satu diantaranya adalah masalah infrastruktur. Infrastruktur perkebunan sawit di Indonesia secara umum masih jauh dari memadai dan sesuai dengan pengamatan di perkebunan PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk (PT. Lonsum) terlihat beberapa infrastruktur yang sering mengalami masalah antara lain infrastruktur jalan yang sering bermasalah pada musim hujan, kebocoran pada atap dan kerusakan pada lantai, dinding serta plafond rumah. Sistem distribusi air bersih yang tidak merata, sistem pendidikan yang ada masih minim serta aliran listrik yang sering padam. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kepuasan tenaga kerja kebun terhadap kondisi dan kegunaan infrastruktur di daerah kebun yang telah ada dalam rangka peningkatan produktifitas kerja perusahaan yang mencakup infrastruktur jalan, perumahan, air bersih dan sanitasi, pendidikan, kesehatan dan listrik. Penelitian ini menggunakan metode penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden di 3 lokasi kebun PT.Lonsum yaitu Kebun Rambong Sialang Estate, Kebun Bah Lias Estate dan Kebun Sei Rumbiya Estate dengan teknik purposive sampling. Jenis kuesioner adalah kuesioner tertutup dengan metode pertanyaan menggunakan fixed alternative question. Jumlah sampel yang digunakan adalah 270 responden untuk setiap lokasi kebun dengan taraf signifikansi sebesar 95%. Metode analisa data menggunakan analisa statistik yang mencakup analisa deskriptif, analisa chi square, analisa Anova dan analisa faktor yang dibantu dengan software SPSS R-17.0. Secara umum hasil penelitian di seluruh kebun menunjukkan lebih dari 50% rata-rata responden merasa puas terhadap semua infrastruktur kecuali pada infrastruktur listrik yang lebih dari 80% respondennya merasa ragu-ragu, sedangkan berdasarkan data demografi terlihat bahwa rata-rata lebih dari atau sama dengan 50% responden pria yang menikah dan menetap lebih dari 5 tahun merasa puas terhadap infrastruktur jalan, perumahan, air bersih dan sanitasi serta pendidikan, namun lebih dari 50% rata-rata responden tersebut merasa ragu-ragu terhadap infrastruktur listrik. Analisa Chi Square dengan taraf signifikansi 95% di Kebun Rambong Sialang Estate menunjukkan adanya hubungan antara status jabatan kerja, pendidikan, penghasilan dan pengeluaran responden dengan faktor kepuasan terhadap infrastruktur jalan. Sedangkan di Kebun Bah Lias Estate menunjukkan (1) adanya hubungan antara status jabatan kerja dan jumlah tanggungan responden dengan faktor kepuasan terhadap infrastruktur perumahan dan (2) adanya hubungan antara usia responden dengan faktor kepuasan terhadap infrastruktur pendidikan. Pada Kebun Sei Rumbiya Estate terlihat adanya hubungan antara status perkawinan responden dengan faktor kepuasan terhadap infrastruktur kesehatan. Analisa ANOVA menunjukkan terjadinya perbedaan kepuasan responden terhadap infrastruktur pada masing-masing kebun, sedangkan hasil analisa Faktor menunjukkan bahwa infrastruktur jalan merupakan faktor infrastruktur yang dominan yang mempengaruhi tingkat penilaian kepuasan responden sebesar 84,2%.