Analisis Daya Saing Kakao Indonesia di Pasar Internasional

Abstract

Indonesia is one of the largest cocoa producing country in the world. From 2005 until 2012 Indonesia ranked as the second as the highest producer of cocoa in the world after Ivory Coast. Although Indonesia is a major producer of cocoa, but in term of export value obtained from the cocoa itself is quite low when compared with other producing countries. Therefore it is necessary to do research on how the level of competitiveness of Indonesian cocoa producers when compared with other countries. It also needs to be analyzed regarding the factors that influence the competitiveness of the cocoa, such as exchange rate, inflation, productivity and production of cocoa. This study uses panel data which is a combination of time series data (2003-2012) and cross section data (six cocoa producing countries). Data were analyzed using Fixed Effect Model (FEM). The results showed that the competitiveness of Indonesian cocoa when viewed from an index value of Revealed Comparative Advantage (RCA), since 2003 to 2012 the value of RCA is above the value of 1, it means that the competitiveness of Indonesia’s cocoa is above the world average. In terms of value of trade specialization index (ISP) of Indonesian cocoa identifies that Indonesia is a specialization as an exporter of cocoa. The value of Acceleration Ratio can be concluded that Indonesia has a strong position to able to seize the international market. The ratio of cocoa production (X1), exchange rate (X3) and inflation rate ratio (X4) gives statistically significant effect on the competitiveness of Indonesian cocoa or RCA (Y), but ratio of productivity of Indonesian cocoa (X2) does not have a significant influence on the competitiveness of Indonesian cocoa (Y).

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil biji kakao terbesar di dunia. Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2012 Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penghasil kakao di dunia setelah Pantai Gading. Walaupun Indonesia merupakan salah satu penghasil utama kakao namun dari segi nilai ekspor yang diperoleh dari kakao itu sendiri cukup rendah bila dibandingkan dengan negara produsen lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai bagaimana tingkat daya saing kakao Indonesia bila dibandingkan dengan negara produsen lainnya. Selain itu juga perlu dianalisis mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi daya saing kakao tersebut, seperti nilai tukar, inflasi, produktivitas dan produksi kakao. Penelitian ini menggunakan data panel yang merupakan gabungan data time series rentang waktu 2003 – 2012 dan data cross section yaitu enam negara produsen kakao. Data dianalisa menggunakan Fixed Effect Model (FEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya saing kakao Indonesia bila dilihat dari nilai indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) kakao Indonesia, sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2012 tiap tahunnya berada di atas nilai 1, artinya daya saing Indonesia untuk komoditas kakao berada di atas rata-rata dunia. Dari nilai Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) kakao Indonesia mengindikasikan bahwa spesialisasi Indonesia adalah sebagai eksportir kakao. Dari nilai Acceleration Ratio (AR) dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki posisi yang cukup kuat untuk dapat merebut pasar internasional. Rasio produksi kakao Indonesia terhadap negara pesaing (X1), Variabel nilai tukar (X3) dan rasio inflasi Indonesia terhadap negara pesaing (X4) memberikan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap variabel daya saing kakao Indonesia yaitu RCA (Y), sedangkan rasio produktivitas kakao Indonesia terhadap negara pesaing (X2) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel daya saing kakao Indonesia (Y).