Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017

Abstract

Penduduk Indonesia khususnya Sumatera Utara sangat bergantung pada beras sebagai sumber pangan utama yang memberikan energi. Ketergantungan beras yang sangat tinggi ini membuat kebutuhan beras nasional menjadi relatif besar. Sehingga menjadi tantangan bagi negara untuk selalu dapat mencukupi kebutuhan beras tanpa melakukan impor dari negara lain. Situasi ketersediaan pangan perlu diketahui, untuk itu diperlukan pemantauan ketersediaan, kebutuhan dan cadangan bahan pangan. Jumlah kebutuhan beras yang diminta oleh suatu daerah berdasarkan banyaknya jumlah penduduk ataupun faktor ekonomi masyarakat yang kadang-kadang naik atau turun. Konsumsi beras sebagaian besar terjadi di dalam rumah tangga, sehingga rumah tangga merupakan konsumen beras utama yang berasal dari latar belakang sosial dan ekonomi dan budaya yang beragam. Perbedaan latar belakang sosial ekonomi dan budaya akan membentuk perilaku dalam konsumsi yang dapat diamati melalui pola konsumsi. Stabilitas ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga diukur berdasarkan kecukupan ketersediaan pangan dan frekuensi makan anggota rumah tangga dalam sehari. Satu rumah tangga dikatakan memiliki stabilitas ketersediaan pangan jika mempunyai persediaan pangan diatas cutting point (360 hari untuk Kabupaten Serdang Bedagai) dan anggota rumah tangga dapat makan 3 (tiga) kali sehari sesuai dengan kebiasaan makan penduduk di daerah tersebut, frekuensi makan sebenarnya dapat menggambarkan keberlanjutan ketersediaan pangan dalam rumah tangga.