Efek Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb.) Terhadap Tingkat Stress Oksidatif dan Ekspresi Sirtuin 3 pada Hipokampus Mencit Betina Model Penuaan yang Diinduksi D-Galaktosa

Abstract

The aging process will definitely occur in all living things, there will be a decrease in the ability of the tissue in the defense of its function, so that pathological conditions will occur. Some things that can cause aging. Free radical factors are external and internal factors that can trigger aging. From several studies that have been conducted, induction with D-Galactose continuously can increase oxidative stress. This study was designed to determine the effect of gambier leaf extract on oxidative stress and sirtuin 3 gene expression in the hippocampus of female mice induced intraperitoneally at D-Galactose at a dose of 150 mg / kgbw. This study was designed with a post test only control method with a total sample of 24 female mice aged 10-12 weeks with an average weight inclusion criteria of 25-35 grams, taken from the same breeding place, kept at the same place and time and not yet once used as research material. Mice were separated into 4 groups, with 6 mice each, Control group (C) female mice induced only 150 mg / kg D-Galactose and by sonde with 1% aquabidest of bodyweight (bw), group (C1) d-galactose induced mice and with gambir leaf extract sonde at a dose of 100 mg / kg bw, group (C2) d-galactose induced mice and through gambit leaf extract sonde 200 mg / kgbw, group (C4) mice induced d-galactose and through sonde leaf extract gambier 400 mg / kg. Blood samples were taken to determine the increase in oxidative stress through malondealdehyde (MDA) levels by spectrophotometry, and hippocampal tissue was collected for PCR method so that the expression of the sirtuin 3 gene can be seen. Increased levels of MDA in all treatment groups showed that oxidative stress could not be inhibited by administration of gambir leaf extract, with the score p value > 0,05 ( 0,8911). However, the RT- PCR findings showed an increase in the expression of sirtuin 3 on the administration of 200 mg catechins.

Proses penuaan pasti dialami semua makhluk hidup, akan terjadi penurunan kemampuan jaringan dalam mempertahankan fungsinya sehingga terjadi keadaan yang patologis. Beberapa hal dapat mengakibatkan terjadinya penuaan, faktor radikal bebas merupakan faktor eksternal dan internal yang dapat memicu terjadinya penuaan. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, pemberian DGalaktosa secara terus-menerus dapat meningkatkan stress oksidatif. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui efek dari ekstrak daun gambir terhadap stres oksidatif dan ekspresi gen sirtuin 3 pada hipokampus mencit betina setelah di induksi DGalaktosa secara intraperitoneal dengan dosis 150 mg / kgbb selama 6 minggu berturut-turut. Penelitian ini dirancang dengan metode post test only control dengan jumlah sampel 24 mencit betina yang berumur 10-12 minggu dengan kriteria inklusi berat badan rata-rata 25-35 gram, diambil dari tempat pembiakan yang sama, dipelihara pada tempat dan waktu yang sama dan belum pernah digunakan sebagai bahan penelitian. Mencit dibagi 4, C, C1, C2 dan C4. Kelompok kontrol (C) di induksi DGalaktosa 150 mg / kgbb dan di sonde aquabidest 1% dari bb, (C1) mencit yang diinduksi d-galaktosa dan di sonde ekstrak daun gambir dengan dosis 100 mg / kg bb, (C2) mencit yang diinduksi d-galaktosa dan di sonde ekstrak daun gambir dosis 200 mg / kgbb, (C4) mencit yang di induksi d-galaktosa dan di sonde ekstrak daun gambir 400 mg / kgbb. Sampel darah dikumpul untuk mengetahui peningkatan stres oksidatif melalui kadar malondealdehid (MDA) secara spektrofotometri, dan jaringan hipokampus dikumpul untuk dilakukan metode PCR sehingga dapat dilihat ekspresi dari gen sirtuin 3. Dari hasil data di dapati kenaikan berat badan yang disignifikan dari kelompok C dibandingkan seluruh kelompok perlakuan dengan nilai p 0,011. Hasil data kadar MDA kelompok perlakuan (C2) lebih rendah dibandingkan kelompok C, C1 dan C4, namun perbedaannya tidak bermakna dengan nilai p > 0,05 ( 0,8911). Pada hasil temuan RT-PCR menunjukkan ekspresi sirtuin 3 dari kelompok C2 lebih tinggi dibandingkan kelompok C, C1 dan C4.