Sintesa dan Karakterisasi Membran Keramik Berbasis Kaolin Sabang Serta Aplikasinya pada Pengolahan Air Gambut dengan Sistem Cross Flow
View/ Open
Date
2020Author
Dewi, Ratni
Advisor(s)
Agusnar, Harry
Alfian, Zul
Tamrin
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan membran keramik pada pengolahan air masih terbatas karena harga bahan
baku seperti alumina, titania dan zirconia yang mahal. Oleh karena itu, dilakukan
penelitian untuk mencari bahan baku pengganti, salah satunya dengan memanfaatkan
kaolin alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan kaolin yang berasal
dari kota Sabang Aceh sebagai material pembuatan membran keramik. Permasalahan
utama yang dihadapi untuk dapat memanfaatkan kaolin sabang adalah komposisi
alumina yang relatif rendah dan berbanding terbalik dengan tingginya kadar silika.
Penggunaan langsung kaolin sabang akan menyebabkan kekuatan membran keramik
sangat rendah atau mudah patah. Untuk itu diperlukan pengolahan terhadap kaolin
sabang sebelum digunakan pada sintesa membran keramik, salah satunya dengan
penambahan sumber alumina. Pada penelitian ini diteliti penggunaan tawas
(Al2(SO4)3) yang akan diproses sebagai sumber alumina dan ditambahkan ke dalam
kaolin sabang. Karbon yang berasal dari cangkang sawit digunakan sebagai agen
pembentuk pori untuk meningkatkan permeabilitas membran, sedangkan polivinil
alcohol (PVA) 5% digunakan sebagai binder. Metode pembuatan membran yang
digunakan adalah press method dengan tekanan 34-38 MPa. Membran dibuat dengan
variasi komposisi antara kaolin, alumina dan karbon. Dari hasil penelitian diperoleh
membran kaolin dengan komposisi bahan 2:3:1 memberikan permeabilitas yang
paling baik yakni sebesar 3,54 x10-2 mL/cm2.s.bar. Hasil pengukuran dengan
menggunakan XRF, kaolin sabang mempunyai kadar silika dan alumina sebesar 83%
dan 3%, komposisi K2O, Fe2O3, TiO2, MgO dan SO3 dibawah 1% sedangkan dari
hasil FTIR menunjukkan adanya vibrasi ulur Si-O pada panjang gelombang 1010 dan
1020 cm-1 yang merupakan serapan khas dari mineral kaolinit. Alumina hasil sintesa
dari bahan baku tawas menunjukkan kemiripan struktur kristal dengan gamma
alumina (γ-Al2O3) dengan tingkat kristalinitas sebesar 45,9%. Hasil analisis XRD ini
juga diperkuat dengan spektra FTIR alumina yang diperoleh. Karbon yang dihasilkan
dari reaksi pirolisis cangkang sawit mencapai kadar 84,93% (analisis EDX),
sedangkan hasil XRD menunjukkan puncak intensitas difraksi (2θ) paling tajam
ditunjukkan pada 2θ = 26.50o yang berasal dari SiO2. Hasil karakterisasi membran
keramik dengan uji TEM menghasilkan diameter rata-rata partikel penyusun pori
sebesar 16,06 nm, sedangkan dari hasil analisa BET diperoleh luas permukaan
membran kaolin sebesar 39,654 m2/g, diameter pori 38,632 Å (3,8632 nm) dan
volume pori 0,173 cc/g. Aplikasi membran keramik dengan menggunakan unit
mikrofiltasi untuk mengolah air gambut diperoleh persen penyisihan kekeruhan, TDS,
DHL dan organik masing-masing sebesar 71%, 80%, 70% dan 84%. The use of ceramic membranes in water treatment is still limited because the price of
raw materials such as alumina, titania and zirconia are expensive. Therefore, research
is conducted to find replacement raw materials, one of which is by utilizing natural
kaolin. This study aims to examine the ability of kaolin originating from the city of
Sabang, Aceh as a material for making ceramic membranes. The main problem faced
in being able to utilize sabang kaolin is the composition of alumina which is relatively
low and inversely proportional to high levels of silica. The direct use of sabang kaolin
will cause the strength of the ceramic membrane to be very low or break easily. For
this reason, processing of sabang kaolin is needed before it is used in the synthesis of
ceramic membranes, one of which is by adding alumina sources. In this study the use
of alum (Al2(SO4)3) was examined as an alumina source and added to sabang kaolin.
Carbon from palm shells is used as a pore forming agent to increase membrane
permeability, while polyvinyl alcohol (PVA) 5% is used as a binder. Method of
making a membrane used is a press method with the pressure of 34-38 MPa.
Membranes are made with variations in composition between kaolin, alumina and
carbon. From the research results obtained by kaolin membrane with a composition of
2:3:1 material gives the best permeability that is equal to 3.54 x10-2 mL/cm2.s.bar. The
measurement results using XRF, sabang kaolin has silica and alumina levels of 83%
and 3%, the composition of K2O, Fe2O3, TiO2, MgO and SO3 below 1% while the
FTIR results show the existence of stretching Si-O at wavelengths of 1010 and 1020
cm-1 which is a typical absorption of the kaolinite mineral. Alumina synthesized from
alum raw material showed similarity in crystal structure with gamma alumina (γ-
Al2O3) with a crystallinity of 45.9%. The XRD analysis results were also strengthened
by the FTIR alumina spectra obtained. The carbon produced from the pyrolysis
reaction of the palm shell reaches 84.93% (EDX analysis), while the XRD results
show the sharpest peak of diffraction (2θ) shown at 2θ = 26.50o originating from SiO2.
The results of the characterization of the ceramic membrane by TEM test resulted in
an average diameter of pore constituents of 16.06 nm, while the BET analysis results
obtained kaolin membrane surface area of 39,654 m2/g, pore diameter of 38,632 Å
(3,8632 nm) and pore volume 0.173 cc/g. The application of ceramic membranes by
using microfiltation units to treat peat water obtained turbidity, TDS, DHL and
organic allowance of 71%, 80%, 70% and 84%, respectively.
Collections
- Doctoral Dissertations [102]