dc.description.abstract | Jepang dikenal sebagai Negara dengan Industri yang sangat berkembang. Dengan berkembangnya industri di suatu Negara, Maka semakin meningkat pula kehidupan ekonomi dan kemajuan Negaranya. Salah satu industri yang berkembang di Jepang adalah Chisso Corporation yang terletak di Kota Minamata. Kota Minamata terletak di Prefektur Kumamoto. Minamata adalah sebuat teluk di pantai barat Kyushu, teluk ini adalah bagian dari laut Shinurai yang diapit diantara pulau-pulau di Prefektur Kumamoto dan Nagasaki. Sebagian besar masyarakat Minamata adalah petani dan Nelayan kecil. Dengan adanya perusahaan Chisso di Kota Minamata, Memberikan perekonomian yang lebih baik kepada masyarakat. Seiring dengan berkembangnya perusahaan Chisso di Kota Minamata, Dampak dari pembuangan limbah Chisso pun tidak dapat dihindarkan lagi. Limbah Merkuri yang di buang keperairan Teluk Minamata oleh perusahaan Chisso mengakibatkan muncul penyakit berbahaya yang menjangkiti hampir seluruh Masyarakat Minamata.
Penyakit Minamata adalah penyakit yang menyerang syaraf pusat yang disebabkan oleh keracunan air raksa. Gejala penyakit ini seperti kesemutan pada kaki dan tangan, lemas-lemas, penyempitan sudut pandang dah hilangnya kemampuan berbicara dan pendengaran. Gejala ini akan semakin memburuk disertai dengan kelumpuhan, kegilaan, jatuh koma dan akhirnya meninggal. Penyakit ini juga menyerang janin didalam kandungan yang ketika dilahirkan dalam kecacatan. Penyakit ini disebabkan oleh limbah merkuri perusahaan Chisso yang membuang limbahnya diperairan Teluk Minamata. Limbah ini meracuni ikan-ikan, kerang dan biota laut di Teluk Minamata yang mana ikan-ikan ini dikonsumsi oleh Masyarakat. Limbah merkuri minamata tidak hanya menimbulkan masalah dalam masyarakat tetapi masalah pencemaran lingkungan alam Minamata juga tidak dapat dihindarkan lagi. Limbah merkuri mencemari perairan teluk minamata yang membuat biota laut mati, Bahkan hewan-hewan seperti tikus, kucing, burung pun mati akibat dari limbah merkuri ini. Akibat limbah merkuri yang dibuang ke teluk Minamata oleh Perusahaan Chisso, Pemerintah pun memerintahkan kepada Chisso untuk berhenti berproduksi.
Dalam skripsi ini penulis ingin mengetahui bentuk masalah dari kasus fenomena Minamata dan bagaimana pemerintah dan masyarakat Mianamata menanggulangi Permasalahan ini. Untuk penelitian ini digunakan metode kepustakaan dan dari internet untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan. Bentuk masalah kasus Minamata adalah masalah sosial dan juga masalah lingkungan. Masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat Minamata adalah kehilangan Anggota keluarga, kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian, kemiskinan, rasa malu dan juga ditelantarkan. Penyakit minamata menimbulkan kematian bagi masyrakatnya dan juga menghilangkan mata pencaharian masyarakat yang membuat masyarakat Minamata mengalami masalah ekonomi yang mengakibatkan kemiskinan dan juga banyak orang malu akibat mereka terjangkit penyakit ini. Banyak juga mereka yang ditelantarkan keluarganya karena dianggap menyusahkan keluarga. Masalah lingkungan yang ada di kota Minamata yaitu polusi lingkungan yang mengakibatkan pencemaran air diteluk Minamata. Banyak biota laut dan hewan-hewan di lingkungan Minamata mati. Dengan adanya peristiwa ini peran pemerintah dalam menangulangi permasalahan yaitu dengan memberhentikan produksi dari perusahaan Chisso, memberikan dana kompensasi bagi masyarakat yang sudah di Sertifikasi, membuat perundang-undangan tentang pencemaran air dan mengadakan Konvensi Minamata di Prefektur Kumamoto. Masyarakat juga ikut andil dalam menanggulangi kasus ini. Dengan peristiwa ini, masyarakat seakan tersadar untuk lebih menghargai dan menjaga alam. Kasus Minamata adalah akibat dari kelalaian manusia itu sendiri. Tingkat suatu pencemaran tidak hanya dilihat dari kesehatan masyarakatnya saja tetapi kerusakan fisik dan biologis (alam) juga perlu diperhatikan. Masyarakat membuat kelompok untuk mengadakan penyuluhan tentang pengurangan sampah plastik. Munculah gerakan masyarakat perduli terhadap lingkungan yang disebut dengan chounaikai. Masyarakat dan pemerintah memberikan penghargaan kepada sejumlah orang yang secara nyata melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Sebanyak 28 orang (dari 28.400 total penduduk kota) diberi penghargaan sebagai “Environmental Master“. Pada tahun 2004-2005, kota Minamata resmi mendapatkan Japanese Top Eco-City. | en_US |