dc.contributor.advisor | Aulia, Dwira Nirfalini | |
dc.contributor.advisor | Nasution, Achmad Delianur | |
dc.contributor.author | Naibaho, Titi Santi Evriyanta | |
dc.date.accessioned | 2020-03-10T02:22:17Z | |
dc.date.available | 2020-03-10T02:22:17Z | |
dc.date.issued | 2020 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/24985 | |
dc.description.abstract | Ruang rawat inap pasien sebuah rumah sakit merupakan salah satu wujud
fasilitas fisik yang penting keberadaannya bagi pelayanan pasien. Kondisi lingkungan
fisik ruang rawat inap akan mempengaruhi psikologis pasien. Pencahayaan dan
penghawaan dalam ruang rawat inap pasien dapat mempengaruhi kenyamanan pasien
selama menjalani perawatan dan berpengaruh bagi kelancaran paramedis dalam
menjalankan aktivitas. Terkait dengan hal ini, pencahayaan dan penghawaan baik
alami ataupun buatan di dalam ruang rawat inap pasien sebaiknya perlu
diperhitungkan agar tidak menimbulkan pemborosan energi. Hemat energi perlu
dilakukan terutama pada pemakaian energi yang tak terbarukan, mengigat sumbernya
yang semakin terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pencahayaan dan
penghawaan pada Ruang Rawat Inap Pasien di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Sumatera Utara. Sehingga nantinya akan dapat diketahui apakah suatu ruang rawat
inap pasien sudah memenuhi standar pencahayaan dan penghawaan yang berlaku.
Hasil pengukuran suhu rata-rata penghawaan ruang rawat inap pasien ruangan
dengan kipas angin berkisar sekitar 30,2° C dan 27,9° C untuk ruangan ber-AC. Hasil
komparasi dengan teori Lippsmeier menunjukkan bahwa suhu 27,9° C termasuk
kedalam kondisi nyaman optimal dengan batas maksimum sampai 28° C dan suhu
30,2° C termasuk kedalam kondisi hangat nyaman karena masih masuk dalam batas
kategori sebesar 28°C - 31°C. Hasil pengukuran tingkat pencahayaan dengan
menggunakan Light Meter diperoleh pencahayaan alami pada pagi hari 241 LUX,
pada siang hari 390 LUX dan pada sore hari sebesar 747 LUX. Sedangkan untuk
tingkat pencahayaan buatan konstan di angka 1.240 LUX. Hasil komparasi dengan
nilai minimum standar rekomendasi SNI 03-6197-2000 menunjukkan tingkat
pencahayaan buatan dan pencahayaan alami pada siang dan sore hari pada ruang
rawat inap pasien sudah memenuhi nilai minimum standar rekomendasi. Sedangkan
tingkat pencahayaan alami pada pagi hari masih belum memenuhi nilai minimum
standar rekomendasi yakni 250 LUX. | en_US |
dc.description.abstract | Inpatient wards of a hospital is one of the important physical facilities for
patients since the condition of inpatient wards will influence their psychology.
Lighting and aeration in inpatient wards can influence patients comfort during their
treatment and can also influence health care providers’ smoothness in doing their
tasks. Therefore, natural or artificial lighting and aeration in inpatient wards should
be carefully considered in order to save energy. Energy saving should be done,
especially in non-renewal energy, due to its limited source. The objective of the
research was to evaluate lighting and aeration in the Inpatient Wards of the
Education Hospital, University of Sumatera Utara, so that it could be found out
whether the lighting and aeration of the Inpatient Wards had fulfilled the
requirements.
The result of the average aeration of the Inpatient Wards, using fans, was
about 30.2oC and in air conditioned wards was 27.9oC. The result of the comparison
with Lippsmeier theory showed that the temperature of 27.9oC and 30.2oC was
considered optimally comfortable condition up to the maximum of 28oC, and the
temperature of 30.2oC was considered warmly comfortable condition since it was
included in the category of 28oC-31oC. The result of measurement of the level of
lighting, using Light Meter, showed that natural lighting in the morning was 241
LUX, at noon was 390 LUX, and in the afternoon was 747 LUX, while for the
artificial constant lighting was 1.240 LUX. The result of comparison with the
minimum value of SNI 03-6197-2000 recommended standard showed that the level of
artificial and natural lighting in the Inpatient Wards in the morning and in the
afternoon had fulfilled the minimum value of the recommended standard, while the
level of natural lighting in the morning had not fulfilled the minimum value of the
recommended standard of 250 LUX. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Pencahayaan | en_US |
dc.subject | Penghawaan | en_US |
dc.subject | Hemat Energi | en_US |
dc.subject | Ruang Rawat Inap Pasien | en_US |
dc.subject | Rumah Sakit | en_US |
dc.title | Evaluasi Pencahayaan dan Penghawaan pada Ruang Rawat Inap Pasien Rumah Sakit (Studi Kasus: Ruang Rawat Inap Pasien Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sumatera Utara) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM127020015 | |
dc.description.pages | 113 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |