Show simple item record

dc.contributor.advisorYanti, Asima
dc.contributor.advisorAhmad, Nurman
dc.contributor.authorNasution, Marsolina
dc.date.accessioned2020-06-05T03:48:55Z
dc.date.available2020-06-05T03:48:55Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/25834
dc.description.abstractRelokasi merupakan strategi dalam revitalisasi pasar yang ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kelayakan pedagang tradisional dalam mencari penghasilan. Namun, dalam relokasi di PD. Pasar Aksara, aspirasi masyarakat dan pedagang tradisional sering diabaikan oleh pemerintah kota, bahkan terdapat inkonsistensi sikap dan kebijakan antara pemerintah kota dan pemerintah pusat, ketidakpastian ini telah menimbulkan resistensi pedagang tradisional. Tujuan penelitian untuk menganalisis tentang resistensi dalam relokasi pedagang tradisional pasca kebakaran di PD. Pasar Aksara Medan, untuk menganalisis faktor-faktor apa yang menyebabkan pedagang tradisional tetap bertahan dan untuk menganalisis strategi pedagang tradisional mempertahankan hidupnya. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Penelitian dilakukan di PD.Pasar Aksara. Informan terdiri dari Pedagang tradisional yang mengalami kebakaran di Pasar Aksara Medan. Teknik analisis dilakukan dengan metode kualitatif kuasi dan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara mendalam serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa bentuk resistensi terhadap relokasi pasar. Pertama, resistensi terbuka berupa perlawanan yang dilakukan pedagang dengan melobby anggota DPRD kota Medan, guyonan/kelakar, bicara dan ekspresi secara terbuka, Kedua, resistensi tertutup dengan menarik diri dari situasi melakukan perlawanan, menghindarkan diri secara diam-diam, dan membicarakan “di belakang” dengan sesama pedagang yang mendukung perjuangan mereka. Dalam melakukan bentuk resistensi ini strategi pedagang memanfaatkan berbagai cara mulai dari meminjam uang dengan keluarga, meminjam uang ke Bank, hingga menggunakan iuran kelompok. Namun, efektifitas kelompok dalam melakukan resistensi ini khususnya masih rendah, sehingga pedagang ini melakukan lobby masih rendah, sesuai dengan Popkin rendahnya keutungan yang mereka peroleh, dibandingkan dengan hasil yang diharapkan merupakan faktor utama rendahnya kapasitas kelompok dan peneliti melihat adanya bentuk “Perlawanan Setengah Hati (Half-Hearted Resitence)”.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectResistensi dan Relokasien_US
dc.subjectPedagang Tradisionalen_US
dc.titleResistensi dalam Relokasi Pedagang Tradisional Pasca Kebakaran di PD. Pasar Aksara Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM157047006
dc.description.pages141 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record