“Perbedaan Rerata Volume Sinus Maksilaris Normal dengan Rinosinusitis Kronis Berdasarkan CT Scan di RSUP H. Adam Malik Medan

Abstract

Background: The maxillary sinus is the largest paranasal sinus and most commonly affected in chronic rhinosinusitis. The size of the maxillary sinus for each human is different. Volumetric measurements provide important information about the maxillary sinus. Sinus volume can change due to various diseases, one of which is due to infection. Objective: To determine the difference in mean volume of normal maxillary sinus with chronic rhinosinusitis patients. Method: This research is analytic with case control study design. The study group consisted of 19 people with normal maxillary sinus and 19 people with chronic rhinosinusitis. All patients had a CT scan and maxillary sinus measurements were taken with the OsiriX program. Data were analyzed statistically with a significant value limit p <0.05. Results: The highest normal maxillary sinus volume was found in the 30-39 years age group with an average of 20.46 cm3, and on male gender of 22.03 cm3. The largest maxillary sinus volume of patients with chronic rhinosinusitis was found in ≥ 60 years age group with an average of 16.78 cm3, and on male gender of 16.18 cm3. From the comparison between normal maxillary sinus and chronic rhinosinusitis patients, there are significant difference between the height of the maxillary sinus (p = 0.009), width of the maxillary sinus (p = 0.001), maxillary sinus depth (p <0.001), posterolateral wall thickness (p = 0.001) and maxillary sinus volume (p <0.001). Conclusion: There are differences in the mean volume of normal maxillary sinus with chronic rhinosinusitis patients.

Latar Belakang : Sinus maksilaris merupakan sinus paranasal terbesar dan yang paling sering terkena pada rinosinusitis kronis. Ukuran sinus maksilaris setiap manusia berbeda-beda. Pengukuran volumetri memberikan informasi penting tentang sinus maksilaris. Volume sinus dapat berubah akibat berbagai penyakit, salah satunya karena infeksi. Tujuan : Mengetahui perbedaan rerata volume sinus maksilaris normal dengan rinosinusitis kronis. Metode : Penelitian ini bersifat analitik dengan desain studi case control. Kelompok studi terdiri dari 19 orang dengan sinus maksilaris normal dan 19 orang penderita rinosinusitis kronis. Semua pasien dilakukan pemeriksaan CT scan dan dilakukan pengukuran sinus maksilaris dengan program OsiriX. Data dianalisa secara statistik dengan batas nilai signifikan p<0,05. Hasil: Volume sinus maksilaris normal paling besar dijumpai pada kelompok umur 30 – 39 tahun dengan rerata sebesar 20,46 cm3, dan pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 22,03 cm3. Volume sinus maksilaris penderita rinosinusitis kronis paling besar dijumpai pada kelompok umur ≥ 60 tahun dengan rerata sebesar 16,78 cm3, dan pada jenis kelamin laki-laki sebesar 16,18 cm3. Dari perbandingan sinus maksilaris normal dengan penderita rinosinusitis kronis terdapat perbedaan yang signifikan antara tinggi sinus maksilaris (p = 0,009), lebar sinus maksilaris (p=0,001), kedalaman sinus maksilaris (p<0,001), ketebalan dinding posterolateral (p=0,001) dan volume sinus maksilaris (p<0,001). Kesimpulan: Terdapat perbedaan rerata volume sinus maksilaris normal dengan penderita rinosinusitis kronis.