Durasi QRS pada Ekg 12 Lead Sebagai Penanda Penurunan Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri pada Pasien Imanest di Rsup H. Adam Malik

Abstract

Background: Acute Coronary Syndrome (ACS) is divided into subgroups of ST-elevation myocardial infarction (STEMI), non-ST elevation myocardial infarction (NSTEMI), and unstable angina pectoris (UAP). NSTEMI patients usually have better in-hospital mortality but with a poor long-term prognosis. At present, risk stratification of NSTEMI is carried out by the use of Thrombolysis in Myocardial Infarction (TIMI) and Global Registry of Acute Coronary Events (GRACE) scores. TIMI and GRACE do not include the examination of left ventricular ejection fraction (LVEF) in the algorithm even though ther have been many studies stating that LVEF is a strong predictor of mortality in patients with ACS. Ischemia in ACS changes the electrical properties of the heart muscle which causes changes in QRS duration on the ECG, so it is considered that QRS duration can be a marker of decreased LVEF. This study aimed to examine the QRS duration on 12 lead ECG as a marker for decreasing LVEF in NSTEMI patients treated at H. Adam Malik General Hospital Medan. Methods: This study was a cross-sectional study of 64 NSTEMI patients undergoing treatment at H. Adam Malik General Hospital from June 2018 to June 2019. Patients with IMANEST were performed ECG examination and echocardiography to assess LVEF. Then an analysis was performed to see the role of QRS duration as a marker of decreasing LVEF. Results: QRS duration on 12 lead ECG was found to be significantly associated with a decrease in ejection fraction in NSTEMI patients (p<0.001). Area under curve (AUC) was obtained at 0.892 with a sensitivity of 90.3% and specificity of 84.8% and obtained a cut-off value of 95.5 miliseconds as a marker for a decrease in LVEF (95%CI: 6.992-158.976, p<0.001). Conclusion: QRS duration on 12 lead ECG can be used as a marker of decreasing left ventricular ejection fraction in NSTEMI patients.

Latar Belakang : Sindroma Koroner Akut (SKA) terbagi dalam subgrup infark miokard akut elevasi segmen ST (IMAEST), non elevasi segmen ST (IMANEST), dan angina pektoris tidak stabil (APTS). Pasien IMANEST biasanya memiliki mortalitas di rumah sakit yang lebih baik tapi dengan prognosis jangka panjang yang buruk. Saat ini, stratifikasi risiko dari IMANEST dilakukan dengan penggunaan skor Thrombolysis in Myocardial Infarction (TIMI) dan skor Global Registry of Acute Coronary Events (GRACE). TIMI maupun GRACE tidak menyertakan pemeriksaan fraksi ejeksi ventrikel kiri (FEVK) dalam algoritmanya padahal telah banyak studi yang menyatakan bahwa FEVK adalah prediktor mortalitas yang kuat pada pasien dengan SKA. Iskemik pada SKA mengubah sifat elektrik pada otot jantung yang menyebabkan perubahan durasi QRS pada EKG sehingga dipertimbangkan bahwa durasi QRS dapat menjadi penanda penurunan FEVK. Penelitian ini bertujuan untuk menguji durasi QRS pada EKG 12 lead sebagai penanda penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri pada pasien IMANEST yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang terhadap 64 pasien IMANEST yang menjalani perawatan di RSUP HAM sejak Juni 2018 sampai Juni 2019. Penderita IMANEST dilakukan pemeriksaan EKG dan ekokardiografi untuk menilai FEVK. Kemudian dilakukan analisa untuk melihat peran durasi QRS sebagai penanda penurunan FEVK. Hasil : Durasi QRS pada EKG 12 lead didapatkan berhubungan secara signifikan dengan penurunan fraksi ejeksi pada penderita IMANEST (p<0.001). Diperoleh luas area under curve (AUC) sebesar 0.892 dengan sensitivitas 90.3% dan spesifisitas 84.8% dan didapatkan nilai cut-off 95.5 milidetik sebagai penanda penurunan FEVK (95%CI: 6.992-158.976, p<0.001). Kesimpulan : Durasi QRS pada EKG 12 lead dapat dijadikan sebagai penanda penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri pada pasien IMANEST.