Fragmentasi Kompleks QRS pada Ekg Sebagai Prediktor Kejadian Multivessel Disease pada Pasien Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST di Rsup Haji Adam Malik

Abstract

Background: Fragmented QRS are ECG markers associated with myocardium scars. Fragmented QRS in more than two leads are associated with multivessel disease. This study aims to examine whether fragmented QRS can be used as a predictor of the multivessel disease of coronary artery disease in STEMI patients in Haji Adam Malik General Hospital. Methods: A total of 96 patients with STEMI who undergo coronary angiography at Haji Adam Malik General Hospital since Januari 2019 until September 2019 were recruited in this cross sectional study. We also performed complete blood count and ECG. Fragmented QRS was counted from the first ECG when patient admitted at the emergency room. And then coronary angiography was done, and multivessel disease of coronary artery was assessed. Multivariate logistic regression was performed to calculate odds ratio (OR). Results: Through statistical analysis, fragmented QRS has a significant relationship to multivessel coronary artery disease. Multivariate test results at the end of the analysis showed 2 significant variables as predictor of the incidence of multivessel disease, such as woman gender (p=0.009, OR 7.714, IK 95% 1.662-35.799) and fragmented QRS (p<0.001, OR 18.375, IK 95% 6.047-55.836. Fragmented QRS are proven as a predictor of multivessel disease with sensitivity 88.2% and specificity 66.7%. Conclusion: Fragmented QRS is a simple, very useful and an inexpensive indicator which may be used as a prognostic marker for multivessel disease in patients with STEMI.

Latar Belakang : Fragmentasi QRS merupakan penanda EKG yang menggambarkan adanya jaringan parut miokardium. Dimana adanya fragmentasi QRS pada 2 atau lebih sadapan EKG menunjukkan adanya multivessel disease. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah fragmentasi QRS dapat digunakan sebagai prediktor kejadian multivessel disease pada pasien IMAEST di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan (RSUP HAM). Metode : Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang terhadap 96 pasien IMAEST yang menjalani perawatan di RSUP HAM sejak Januari 2019 sampai September 2019. Semua subyek penelitian yang didiagnosis dengan IMAEST berdasarkan hasil EKG menjalani tindakan angiografi koroner. Kemudian pada subyek juga akan dilakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap serta foto rontgen dada. Fragmentasi QRS dinilai dari EKG pertama saat pasien masuk IGD. Dari angiografi koroner, dinilai apakah pasien dengan single vessel diease atau multivessel disease (MVD). Kemudian dinilai hubungan antara fragmentasi QRS dan multivessel disease. dengan menggunakan regresi logistik multivariat untuk menentukan nilai odds ratio (OR). Hasil : Dengan analisis statistik, didapatkan bahwa fragmentasi QRS memiliki hubungan dengan kejadian multivessel disease. Hasil uji multivariat pada akhir analisis menunjukkan 2 variabel yang bermakna sebagai predictor kejadian multivessel disease, yaitu jenis kelamin perempuan (p=0.009, OR 7.714, IK 95% 1.662-35.799) dan fragmentasi QRS (p<0.001, OR 18.375, IK 95% 6.047-55.836). Fragmentasi QRS bermakna secara klinis sebagai prediktor kejadian multivessel disease pada pasien dengan IMAEST, dengan sensitivitas 88.2% dan spesifisitas 66.7%. Kesimpulan : Fragmentasi QRS merupakan sebuah indikator yang mudah dikerjakan, sangat berguna dan dapat menjadi faktor independen untuk memprediksi kejadian multivessel disease pada penderita IMAEST.