dc.contributor.advisor | Safri, Zainal | |
dc.contributor.advisor | Hasan, Harris | |
dc.contributor.author | Ilyas, Kamal Kharrazi | |
dc.date.accessioned | 2020-09-08T08:17:14Z | |
dc.date.available | 2020-09-08T08:17:14Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/27315 | |
dc.description.abstract | management system in patient with acute coronary syndrome, but mortality rate during
hospitalization remains high, especially STEMI. Electrocardiography (ECG) has a role for
diagnosing and predict prognosis in acute myocardial infarction. Terminal QRS distortion defined as
J point elevation more than 50% of R wave in lead with qR configuration and/or loss of S wave with
RS configuration. Changes of terminal QRS segment believed to be caused by electrical conduction
elongation in Purkinje fiber or myocardial ischemic zone that represent severe ischemia. The purpose
of this study is to assess the role of terminal QRS distortion as one of the parameter to predict major
adverse cardiovascular events during hospitalization in ST elevation myocardial infarction in RSUP
H. Adam Malik
Methods: This is a ambispective observational study consist of STEMI patients who were
hospitalized from Mei 2019 to September 2019. All subjects diagnosed with STEMI and already
fulfilled the inclusion and exclusion criterias. The terminal QRS distortion on the ECGs were
assessed when the patient came to emergency departement. Then during hospitalization, the patients
will undergo intervention and then observed during hospitalization for MACE occurrence.
Results: Of the 78 STEMI patients, 44 people had terminal QRS distortion and 34 did not have
terminal QRS distortion. In group with terminal QRS distortion, 27 people experiences MACE.
From the correlation analysis, there are positive correlation between terminal QRS distortion with
MACE with correlation coefficient 0.317 (p value < 0.001). multivariate analysis for most significant
variable for MACE occurrence shows that terminal QRS distortion can predict MACE (OR 3.66
[1.317-10.166], 95% CI, p = 0.013)
Conclusion: Terminal QRS distortion found in ECG at admission in STEMI patient correlate with
major adverse cardiovascular event during hospitalization. | en_US |
dc.description.abstract | Latar Belakang : Mortalitas pada pasien dengan infark miokard akut telah menurun dikarenakan
perkembangan dari sistem tatalaksana pasien-pasien dengan sindroma koroner akut, akan tetapi
tingkat mortalitas selama rawatan masih termasuk tinggi, terutama pada pasien dengan IMA-EST.
Elektrokardiografi (EKG) berperan untuk mendiagnosa dan menentukan prognosis pada infark
miokard akut. Distorsi terminal QRS didefinisikan sebagai dijumpainya elevasi J point lebih dari
50% dari tinggi gelombang R pada sadapan dengan konfigurasi qR dan/atau hilangnya gelombang S
pada sadapan dengan konfigurasi Rs. Perubahan pada bagian terminal dari QRS diyakini disebabkan
oleh pemanjangan konduksi listrik pada serat Purkinje atau zona iskemia pada miokard yang
menggambarkan iskemia berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai peranan distorsi
terminal QRS sebagai salah satu parameter yang dapat digunakan untuk prediksi kejadian
kardiovaskular mayor selama rawatan pada pasien infark miokard akut elevasi segmen ST di RSUP
H. Adam Malik.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional ambispektif terhadap pasien IMAEST
yang menjalani perawatan di RSUP HAM sejak Mei 2019 sampai September 2019. Semua subyek
penelitian yang didiagnosa dengan IMAEST dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
diikutsertakan dalam penelitian dan dinilai distorsi terminal QRS pada EKG saat pasien pertama kali
datang ke rumah sakit. Selama perawatan pasien akan menjalani intervensi dan dilakukan
pemantauan selama rawatan untuk menilai KKvM.
Hasil : Dari 78 pasien IMAEST, sebanyak 44 orang mempunyai distorsi terminal QRS dan 34 orang
tidak mempunyai distorsi terminal QRS. Dari kelompok dengan distorsi terminal QRS, 27 orang
mengalami KKvM. Berdasarkan pada analisa korelasi, dijumpai korelasi positif antara distorsi
terminal QRS dengan KKVM dengan koefisien korelasi 0.317 (p < 0.001). Analisa multivariat untuk
variabel yang paling bermakna terhadap KKvM, didapati distorsi terminal QRS dapat memprediksi
KKvM (OR 3.66 [1.317-10.166], 95% CI, p = 0.013)
Kesimpulan : Distorsi terminal QRS pada EKG saat admisi pada pasien IMAEST berhubungan
dengan kejadian kardiovaskular mayor selama rawatan. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Distorsi Terminal QRS | en_US |
dc.subject | KKVM | en_US |
dc.subject | IMAEST | en_US |
dc.title | Distorsi Terminal QRS pada EKG Saat Admisi Sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskular Mayor Selama Rawatan pada Pasien Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST di Rsup Haji Adam Malik | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM147115012 | |
dc.description.pages | 70 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |