Model Remediasi Lahan Pertanian Terpapar Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) Melalui Pemanfaatan Bakteri Indigen Secara Invitro
View/ Open
Date
2020Author
Nasution, Lita
Advisor(s)
Bakti, Darma
Agusnar, Harry
Harahap, Erwin Masrul
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian tentang Model Remediasi Lahan Pertanian Terpapar
Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) Melalui Pemanfaatan Bakteri
Indigen Secara Invitro telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah: i)
Mengidentifikasi bakteri indigen aerob berasal dari tanah tercemar residu
dichloro diphenyl trichloroethane dan ii) Mengidentifikasi bakteri indigen
aerob yang berpotensi sebagai pendegradasi residu dichloro diphenyl
trichloroethane secara invitro. Penelitian ini menggunakan tabung
Quechers dan Gass Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) untuk
menganalisis residu DDT dalam sampel tanah menggunakan pure DDT
99% merk Aggilent. Metode analisis residu DDT secara invitro
menggunakan alat Ultra Performance Liquid Chromatography (UPLC).
Isolasi genom DNA bakteri menggunakan metode Freeze and Thaw.
Analisis bakteri menggunakan Mineral Medium 4 (MM4); karakterisasi
molekuler bakteri menggunakan PCR dan Elektroforesis. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berasal dari lokasi tanah intensif
penggunaan insektisida sejak 30 tahun lalu di Desa Merdeka, Kecamatan
Merdeka, Kabupaten Karo dengan luas areal sekitar 5 Ha. Pengambilan
sampel menggunakan bor tanah sebanyak 40 titik dilakukan dengan
mengambil 4 titik lokasi, satu lokasi di sebelah utara, dua lokasi di sebelah
timur dan satu lokasi lainnya di sebelah barat. Hasil identifikasi dengan
menggunakan PCR dan sequence 16 sRNA menunjukkan ditemukannya
spesies Bacillus cereus Strain NIGR serta Lactobacillus sakei Strain
PRO7. Kedua bakteri tersebut digunakan sebagai agens biodegradasi
residu insektisida DDT secara invitro dan diperoleh hasil awal deteksi
residu insektisida 1-dikloro-2, 2-bis (p-klorofenil) etana (DDD) dari tanah
sebesar 2.2 μgKg-1. Setelah digunakan bakteri indigen maka diperoleh
nilai laju biodegradasi optimum dilakukan oleh bakteri indigen B. cereus
Strain NIGR dengan nilai degradasi sebesar 9,93 dan mencapai persentase
biodegradasi mencapai 99,3% pada konsentrasi DDT 30 ppm, laju
biodegradasi dilakukan oleh bakteri Lactobacillus sakei Strain PRO7
dengan nilai laju biodegradasi sebesar 7,89 dan mencapai persentase
biodegradasi 95,1% pada konsentrasi DDT 20 ppm, hal itu disebabkan
bahwa bakteri indigen mampu mendegradasi DDT sebagai komponen
utama dalam insektisida. The research about the usage of bacteria to degrade residue of
dichlorodiphenyl trichloroethane (DDT) in-vitro was carried out. The aims
of this research are i) to identify the indigenous bacteria of the aerobic and
anaerobic generating from contaminated soil of residue’s dichlorodiphenyl
trichloroethane and ii) to identify the indigenous bacteria of the aerobic
and anaerobic that it have potentially to degrade residue’s of
dichlorodiphenyl trichloroethane on vitro method. This research used
Quechers methode and GC-MS to analyze residual of DDT in soil sample.
The HPLC method was used to analyze degradation of DDT residual for
in-vitro method. Bacteria was analyzed by using MM4); Media Brucella
Blood as well as a media and it was characterized with PCR and
electrolysis, respectively. We used samples (soil and bacteria) base on four
locations. Bacteria which was used in this research, it was isolated from
soil and insectiside (pure DDT 99%). The results show that isolated
bacteria was identified as Bacillus cereus Strain NIGR species and
Lactobacillus sakei Strain PRO7 (PCR data). The performance of bacteria
in order to degradation of DDT on soil achieved 99.3%. It probes that
indigent bacteria may be used to degradation DDT.