Show simple item record

dc.contributor.advisorKadar, Pranajaya Dharma
dc.contributor.advisorAlbar, Husnul Fuad
dc.contributor.authorAndara, Rinadi
dc.date.accessioned2020-10-02T03:36:43Z
dc.date.available2020-10-02T03:36:43Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/28248
dc.description.abstractBackground: Management of clavicle fractures has changed in the last decade. Primary fixation as the initial treatment is the main choice in the current literature, with the aim of reducing the incidence of complications and better functional outcome. Methods and Materials:This research is a descriptive analytic study with a cross-sectional approach. Samples were taken from January 2019 to December 2019 with a diagnosis of clavicle fracture at the H. Adam Malik General Hospital Medan, which met the inclusion and exclusion criteria, namely 34 samples. The data analysis used was using independent T test. Result:The median age of patients who underwent ORIF action was 34.50 with 28 people (82.4%) being male, compared to 6 (17.6%) female. ASES results were higher in patients who received ORIF management compared to non-ORIF with a mean value of 98.52 ± 3.02 (p <0.001). Conclusion: There are differences in short-term clinical outcomes between patients with clavicle fractures who were treated with ORIF compared to non-operatives at RSUP HAM.en_US
dc.description.abstractLatar Belakang: Tatalaksana fraktur klavikula telah berubah dalam dekade terakhir. Fiksasi primer sebagai tatalaksana awal menjadi pilihan utama pada literatur terkini, dengan tujuan mengurangi kejadian komplikasi dan hasil fungsional yang lebih baik. Metode dan Bahan: Penelitian bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil pada bulan Januari 2019 hingga Desember 2019 dengan diagnosis fraktur klavikula di RSUP H. Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 34 sampel. Analisis data yang digunakan menggunakan uji T independent. Hasil: Usia median pada pasien yang dilakukan tindakan ORIF adalah 34,50 dengan 28 orang (82,4%) merupakan laki-laki, berbanding 6 orang (17,6%) perempuan. Hasil ASES lebih tinggi pada pasien yang mendapatkan tatalaksana ORIF dibandingkan dengan non ORIF dengan nilai mean 98,52 ± 3,02 (p<0,001). Kesimpulan: Terdapat perbedaan luaran klinis jangka pendek antara penderita fraktur klavikula yang ditatalaksana ORIF dibandingkan dengan non operatif di RSUP HAM.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectFraktur klavikulaen_US
dc.subjectORIFen_US
dc.subjectASESen_US
dc.titlePerbandingan Luaran Klinis Jangka Pendek (Skor Ases) Pada Penderita Fraktur Klavikula yang dilakukan Open Reduction Internal Fixation (ORIF) dengan Non Operatif di RSUP H. Adam Malik Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM167041087
dc.description.pages95 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record