Prioritisasi Pengelolaan Das Deli Menggunakan Metode Ahpsyi dalam Format Gis

Abstract

The management of watersheds has been a challenge because there is a vast area of watersheds with limited resources and funding. Therefore, to aid the regulators in making decisions regarding planning the management and conservation of watersheds, a prioritization was conducted for micro watersheds using the concept of soil loss. Watershed prioritization in this study used the AHPSYI method (Analytic Hierarchy Process Sediment Yield Index), which is a method that uses SYI (Sediment Yield Index) based on the AHP (Analytic Hierarchy Process) and GIS (Geographical Information System) method. The data were presented in the GIS framework, i.e. topography, rainfall, soil type, and land cover. The location of this study was Deli watershed located in Karo, Deli Serdang, and Medan, North Sumatera. Micro watershed borders were made using the QGIS software with DEM NAS data as a baseline, which gives the result of 53 micro watersheds. The priority of watershed which based on AHPSYI value was classified into four classes, i.e. low, moderate, high, and very high. The classification of natural breaks showed that there were 8 micro watersheds included in very high priority (PT4, PT5, ETC) with a total area of 5,573 ha or 13 per cent of all Deli watersheds, 15 micro watersheds in high priority with a total area of 13,661 or 32 per cent, 17 micro watersheds in moderate priority with a total area of 15,845 ha or 37 per cent, and 13 micro watersheds in low priority with a total of 7,904 ha or 18 per cent. The comparison between the critical land mapping and micro watershed priority mapping indicated that 77,4 per cent of high and very high priority was found in critical and highly critical lands. Thus the results of prioritization using this method are reliable.

Pelaksanaan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) saat ini sering menjadi masalah karena DAS yang sangat luas sementara sumber daya dan biaya yang ada terbatas. Maka untuk membantu perencana mengambil keputusan dalam merencanakan pengelolaan dan konservasi DAS dilakukan langkah prioritisasi DAS dalam ukuran mikro menggunakan konsep kehilangan tanah. Prioritisasi DAS pada penelitian ini menggunakan metode AHPSYI (Analytic Hierarchy Process Sediment Yield Index) yaitu metode yang menggunakan metode SYI (Sediment Yield Index) berbasis pada metode AHP (Analytic Hierarchy Process) dan GIS (Geographical Information System). Data yang digunakan disajikan dalam kerangka GIS yaitu data topografi, curah hujan, jenis tanah, dan tutupan lahan. Lokasi penelitian adalah DAS deli yang terletak di Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Batas DAS dalam ukuran mikro dibuat menggunakan perangkat lunak QGIS dengan peta DEM NAS dijadikan sebagai data masukan, dan jumlah mikro DAS yang didapat adalah 53 mikro DAS. Prioritas DAS berdasarkan nilai AHPSYI diklasifikasi ke dalam empat kelas prioritas yaitu rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Klasifikasi menggunakan metode natural breaks menunjukkan bahwa terdapat 8 mikro DAS yang masuk ke dalam prioritas sangat tinggi (mikro DAS PT4, PT5, PT3, PT11, SM2, PT12, PT6, dan PT7) dengan luas total 5.563 ha atau 13 persen dari total DAS Deli, 15 mikro DAS prioritas tinggi dengan luas total 13.661 atau 32 persen, 17 mikro DAS prioritas sedang dengan luas total 15.845 ha atau 37 persen, dan 13 Mikro DAS yang masuk dalam prioritas rendah dengan total luas 7.904 ha atau 18 persen dari luas total DAS Deli. Perbandingan antara peta lahan kritis dengan peta prioritas mikro DAS menunjukkan bahwa prioritas tinggi dan sangat tinggi 77,4 persen berada pada lahan kritis dan sangat kritis, sehingga hasil prioritas dengan menggunakan metode ini dapat diandalkan.