Hubungan Antara Kadar 25-Hidroksi Vitamin D dengan Intensitas Nyeri Paling Berat Pasien Post Herpetic Neuralgia

Abstract

Latar belakang: Post Herpetic Neuralgia (PHN) adalah nyeri menetap di dermatom yang terkena dan terjadi dalam waktu lebih dari tiga bulan setelah erupsi herpes zoster menghilang. Vitamin D memiliki pengaruh terhadap anatomi dan fisiologi nyeri, yang selanjutnya berperan dalam etiologi, pemeliharaan status nyeri kronik dan komorbiditas yang ditimbulkannya. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kadar 25(OH)D dengan intensitas nyeri paling berat pasien PHN. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang yang menilai hubungan antara kadar 25(OH)D dengan intensitas nyeri paling berat pasien PHN. Pengambilan darah dilakukan untuk memeriksa kadar 25(OH)D serum. Pasien PHN mengisi tingkat intensitas nyeri paling berat dengan menggunakan kuesioner Zoster Brief Pain Inventory (ZBPI). Skor tersebut diisi dengan rentang skala Likert 0-10, skor 0 menunjukkan tidak nyeri sampai dengan skor 10 yang menunjukkan nyeri paling hebat. Penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman dengan nilai p < 0,05 dinyatakan signifikan secara statistik. Hasil: Pasien PHN sebagian besar berusia ≥ 60 tahun (50,0%), jenis kelamin perempuan (59,4%), mengalami defisiensi 25(OH)D serum (59,4%), dan mengalami intensitas nyeri paling berat dengan skor 9 (40,6%). Kadar 25(OH)D serum tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan intensitas nyeri paling berat dan lama menderita PHN (p > 0,05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kadar 25(OH)D serum antara kelompok usia (p > 0,05), namun terdapat perbedaan yang signifikan dari kadar 25(OH)D serum antara jenis kelamin pasien PHN (p < 0,05). Kesimpulan: Kadar 25(OH)D serum tidak berhubungan dengan intensitas nyeri paling berat pada pasien PHN.

Background: Postherpetic neuralgia is persistent pain in the affected dermatome and occurs more than three months after the erupt of herpes zoster disappears. Vitamin D has an impact on anatomy and physiology of pain, with later takes a role on etiology and chronic pain maintenance and complication caused by it. Aim: To analyze the correlation between 25(OH)D levels and the worst pain intensity in postherpetic neuralgia patients. Methods: This study is a cross-sectional study to assess the correlation between 25(OH)D levels and the worst pain intensity. The blood sampling performed to test serum 25(OH) D levels. Patients filled their worst pain intensity using Zoster Brief Pain Inventory questionnaire. The score reported in Likert score (0-10), which 0 indicated no pain until 10 which indicated most severe pain. Spearman correlation test was used as a hypothesis test with p < 0.05 considered statistically significant. Results: The PHN patients mostly were in age ≥ 60 years (50.0%), female (59.4%), had a deficiency of 25(OH)D levels (59.4%) and had the worst pain intensity with score 9 found in 40.6% patients. Levels of 25(OH)D had no statistically significant correlation with worst pain intensity and duration of PHN (p > 0.05). There was no significant differences in serum 25(OH)D levels between the age group (p > 0.05), but there was significant differences in serum 25(OH)D levels between sex group of PHN patients (p < 0.05). Conclusions: The 25(OH)D levels had no correlation with the worst pain intensity in postherpetic neuralgia patients.