Show simple item record

dc.contributor.advisorSirojuzilam
dc.contributor.advisorHidayati
dc.contributor.advisorPurwoko, Agus
dc.contributor.authorPurba, Parlindungan
dc.date.accessioned2020-10-15T04:34:06Z
dc.date.available2020-10-15T04:34:06Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/28730
dc.description.abstractThe region development of Lake Toba requires of Regional Spatial Planning (RSP), and RSP should be able to save the natural resources and the environment that become the pre-eminent Lake Toba area. The challenge of managing natural resources is better, with the emergence of regional autonomy since 2001, since its approach emphasizes the administrative approach rather than the ecological or bioregion approach. This indicates the need for a study on the SPR called Strategic Environmental Assessment (SEA).This result shows that the SEA implementation proved to have an effect on the spatial planning in Simalungun Regency. SEA should be the basis for spatial arrangement, then spatial arrangement underlying the development of Lake Toba area. Thus, spatial planning that is not based on good SEA, will result in spatial planning that is not organized; As well as the development of areas that do not base themselves on good spatial planning will result in the development of areas that are not harmonious and sustainable to the area of Lake Toba in Simalungun Regency.en_US
dc.description.abstractPembangunan kawasanDanau Toba membutuhkanRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang tepat dan terarah, dan RTRW harus dapat menyelamatkan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang menjadi unggulan Kawasan Danau Toba. Tantangan pengelolaan SDA yang baik, semakin besar dengan lahirnya otonomi daerah sejak tahun 2001, karena pendekatannya lebih menekankan pada pendekatan administrasi bukan pendekatan ekologi atau bioregion. Hal ini menunjukkan perlunya sebuah kajian pada RTRW yang disebut Kajian Lingkungan Hidup Stategis (KLHS) yaitu pembahasan kegagalan atau boleh dikatakan ketidaksempurnaan metode atau modelmodel yang selama ini diterapkan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dapat diatasi. KLHS harus menjadi dasar bagi penataan ruang, selanjutnya penataan ruang mendasari pengembangan wilayah kawasan Danau Toba.Dengan demikian, penataan ruang yang tidak mendasarkan diri pada KLHS yang baik, akan menghasilkan penataan ruang yang tidak tertata; demikian pula pengembanganwilayah yang tidak mendasarkan diri pada penataan ruang yang baik akan menghasilkan pengembangan wilayah yang tidak harmonis dan berkelanjutan terhadap kawasan Danau Toba di Kabupaten Simalungun.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKLHSen_US
dc.subjectPenataan Ruangen_US
dc.subjectPengembangan Wilayahen_US
dc.subjectKabupaten Simalungunen_US
dc.titlePeranan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan Penataan Ruang Terhadap Pengembangan Wilayah Danau Toba Kabupaten Simalungunen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM118105005
dc.description.pages230 Halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record