Hubungan Adenoid Hipertrofi dengan Kejadian Gangguan Fungsi Pendengaran pada Siswa Kelas 4 dan 5 SD (Sekolah Dasar) di Sekolah X di Kota Medan
View/ Open
Date
2019Author
Habib, Kasman
Advisor(s)
Munir, Delfitri
Adenin, Linda L
Metadata
Show full item recordAbstract
Introduction: Based on WHO (2012), there were as many as 360 million
people (5.2%) around the world had hearing disorder, with 32 million (9%)
are children. According to Ministry of Health (2010), the number of hearing
disorder in Indonesia was 35.6 million (16.8%). Based on Sarwar et al
(2015) in 2005-2006, 58.33% of children with adenoid hypertrophy found
hearing disorder. Hearing disorder is also closely related to student
academic achievement (Daud et al, 2009).
Objective: To find the relationship between adenoid hypertrophy and the
incidence of hearing disorder in 4th and 5 th grade students in X schools in
Medan.
Method: This research was analytic with cross sectional study approach.
The sample is a portion of children who underwent audiometry at school X
in Medan City period from 1 January 2019 to 28 February 2019 who met
the inclusion criteria.
Results: There were 53 cases of hearing disorder due to hypertrophic
adenoids. This study only took 35 students with hearing disorder and 35
healthy students. Women (58.6%) were more than men (45.3%) in
students with / without hypertrophic adenoids. The highest frequency is 3rd
grade adenoid hypertrophy while the lowest is grade II. Students with
adenoid hypertrophy most often experience moderate degrees of hearing
disorder and most rarely experience severe hearing disorder. There is a
relationship between adenoid hypertrophy and the incidence of hearing
disorder.
Conclusion: There is a relationship between adenoid hypertrophy and the
incidence of hearing disorders in 4th and 5 th grade students in X schools in
Medan. Pendahuluan: Berdasarkan data WHO (2012), ada sebanyak 360 juta
orang (5,2%) di seluruh dunia mengalami gangguan pendengaran,
dengan 32 juta (9%) merupakan anak-anak. Menurut data Kemenkes RI
(2010), jumlah gangguan pendengaran di Indonesia ada 35,6 juta
(16,8%). Berdasarkan penelitian Sarwar et al (2015) pada tahun 2005-
2006, didapatkan sebanyak 58.33% anak-anak dengan adenoid hipertrofi
mengalami gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran juga erat
kaitannya dengan prestasi akademis siswa (Daud et al, 2009).
Tujuan: Untuk melihat hubungan adenoid hipertrofi dengan kejadian
gangguan pendengaran pada siswa kelas 4 dan 5 SD di sekolah X di Kota
Medan.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan studi cross
sectional. Sampel adalah sebagian dari anak-anak yang menjalani
audiometri di sekolah X di Kota Medan periode mulai dari 1 Januari 2019
– 28 Februari 2019 yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil: Didapatkan sebanyak 53 kasus gangguan pendengaran akibat
adenoid hipertrofi. Penelitian ini hanya mengambil 35 siswa gangguan
pendengaran dan 35 sisiwa sehat. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan
(58,6%) lebih banyak daripada laki-laki (45,3%) pada siswa dengan /
tanpa adenoid hipertrofi. Distribusi frekuensi tertinggi adalah adenoid
hipertrofi grade III sedangkan yang terendah adalah grade II. Siswa
dengan adenoid hipertrofi paling sering mengalami derajat gangguan
pendengaran sedang dan paling jarang mengalami gangguan
pendengaran derajat berat. Ada hubungan adenoid hipertrofi dengan
kejadian gangguan pendengaran.
Kesimpulan: Ada hubungan adenoid hipertrofi dengan kejadian
gangguan pendengaran pada siswa kelas 4 dan 5 SD di sekolah X di Kota
Medan.
Collections
- Master Theses [199]