Analisis Faktor Determinan Tingkat Partisipasi Pemilih Penyandang Disabilitas pada Pemilihan Umum 2019 di Kota Banda Aceh

Abstract

Partisipasi pemilih penyandang disabilitas di Kota Banda Aceh pada pemilihan umum 2019 masih tergolong rendah yaitu hanya mencapai angka 41% dari target nasional sebesar 75%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor determinan penyebab rendahnya partisipasi pemilih penyandang disabilitas pada pemilihan umum 2019 di Kota Banda Aceh berdasarkan faktor pendukung partisipasi politik dari Milbrath. Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan tersebut adalah teori partisipasi politik yang dikemukakan oleh Milbrath. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling, diperoleh sampel sebanyak 100 responden dari 497 populasi pemilih penyandang disabilitas yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Banda Aceh pada pemilihan umum 2019. Teknik analisis data melalui uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda dan uji mediasi dengan analisis jalur menggunakan uji sobel. Hasil penelitian melalui uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa rangsangan politik, karakteristik pribadi, situasi atau lingkungan politik, pendidikan politik dan karakteristik sosial secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi pemilih penyandang disabilitas. Hasil penelitian uji mediasi dengan analisis jalur melalui uji sobel menunjukkan bahwa karakteristik sosial dapat dijadikan sebagai variabel intervening dalam pengaruh pendidikan politik dan situasi atau lingkungan politik terhadap partisipasi pemilih penyandang disabilitas, namun tidak pada pengaruh karakteristik pribadi dan rangsangan politik terhadap partisipasi pemilih penyandang disabilitas. Berdasarkan hasil tersebut, maka penyebab rendahnya partisipasi pemilih penyandang disabilitas pada pemilihan umum 2019 di Kota Banda Aceh terkonfirmasi dengan faktor pendukung partisipasi politik yang dikemukakan oleh Milbrath dimana pendidikan politik sebagai faktor determinan pertama, situasi atau lingkungan politik sebagai faktor determinan kedua, karakteristik pribadi sebagai faktor determinan ketiga dan rangsangan politik sebagai faktor determinan keempat.