Tradisi Didong Doah pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Karo di Desa Durian Tinggung Kabupaten Deli Serdang: Kajian Fungsi dan Makna

Abstract

Didong doah pada upacara perkawinan adalah senandung yang terdapat di daerah Karo yang disenandungkan oleh bibi sirembah ku lau yaitu saudara perempuan dari ayah dalam upacara perkawinan adat Karo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai kearifan lokal pada upacara perkawinan adat pada masyarakat karo melalui analisa makna dan fungsi yang terkandung dalam teks tradisi tersebut. Untuk mengungkap masalah dalam penelitian ini, metode yang digunakan bersifat kualitatif yang menggunakan pendekatan semiotik sosial untuk mengkaji makna teks dan fungsionalisme untuk mengkaji fungsi dari kajian fungsi dan akan dilanjutkan untuk mencari nilai kearifan lokal yang terdapat dalam tradisi didong doah. Penelitian ini dibagi atas persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan dengan melihat, mengamati, melakukan perekaman didong doah, melakukan wawancara menganalisa teks didong doah. Dari hasil penelitian diperoleh, didong doah sebagai nyanyian adat yang merupakan ungkapan perasaan bibi sirembah ku lau terhadap permenya yang secara adat seharusnya menjadi menantunya menikah dengan lelaki lain. Fungsi dari tradisi didong doah sebagai ungkapan emosional, sebagai kesinambungan kebudayaan, sebagai integrasi sosial, hubungan Kedekatan, komunikasi, berkaitan dengan Norma Sosial, dan fungsi Estetis. Makna yang terdapat dalam didong doah adalah ungkapan kekecewaan, kesedihan, nasehat dan doa untuk kedua pengantin. Nilai kearifan lokal yang terkandung dalam didong doah adalah Nilai kesehatan, kerja keras, gotong Royong, disiplin dan tanggungjawab, kerukunan dan saling menghormati. Dari hasil pembahasan maka disimpulkan bahwa tradisi didong doah merupakan tradisi yang memiliki fungsi, makna dan nilai kearifan lokal yang sangat baik oleh karena itu perlu dilestarikan.

Didong doah on traditional marriage of ceremony in a song in karo sung by bibi sirembah ku lau or a sister of bridge’s father. This thesis aims to describe the value of local wisdom in the traditional marriage ceremony in Karo through analyzing functions and the meaning of tradition song texts. To analyze the three aspects in the tradition of didong doah the writer uses qualitative method which uses functionalism theory to analyze the function, social semiotic theory to analyze the meaning of the song teks, and after reviewing the analysis process continues to the search of value local wisdom in the traditions. This research divided into preparation, executing, and reporting with view, observing and recording, interviewing and analyzing didong doah teks. From result obtained didong doah as song emotional expressing of bibi sirembah ku lau for her marrying niece in marriage ceremony which is traditionally should become the her daughter in law but in fact belongs to other. Function of didong doah is as emotional expression, social integration, continuity of culture, communication, social norms and relationship. Meaning of didong doah is disappointed expression, pray and counsel to the new couple. Value of local wisdom contained in didong doah it the value of Healthy, hard work, cooperation, responsibility, discipline, respect, and harmony. From the discussion it was concluded that tradition- didong doah an oral tradition that has value that is a very good local knowledge therefore need to be preserved.