Analisis Pelat Lantai Pada Bangunan Tinggi Terhadap Gaya Gempa

Abstract

When tsunami took place on December 26, 2004 in the northern Sumatera, there were some damages in the slab of the seven-storeis Indosat Building in Medan, but there were not any cracks in the column and beam. Then the problem is: how far the effect of the earthquake is in slab. In this reasearch, we analize how the effect of eartquake loading will influence the storey of highrise building with slab beam system. The research will analyze how the moment will increase due to the earthquake loading and how it will influence the slab design. In the research, we identify in tall buildings for 5,7, and 10 storeis for each type of structures are mezanin, void and full slab in all of beams. The loading combinations are due to the gravitation loads and the combination of gravitation loads and quake loads From this research, it is concluded that the earthquake loading has given different results of moment in each storey, different moment for any type structures which have different storeis, as well as for absis-y and ordinat-x. Without earthquake loading, the transmission moment from negative moment to positive moment is 1/4L from the constraint, both momen-x dan momen-y. Due to the earthquake, for the momen-x near the constraint, the outer part of the structure was given two layers of reinforcement, and the inner part of the double reinforcement is 0,3-0,4L from the constraint. In the middle of the slab, moment-x, the double reinforcement starts from 0,1L to 0,25L from the contraints. For the roof, we just need one reinforcement. The negative moment is as far as 0,2L from the inner constraints respectively. According to this research, it is suggested to analyse the three dimension structure by including slab dimension in the structure. For the areas where earthquakes seldom occur, the slab moment calculation method can be applied, which is the transmission moment from negative moment to positive moment is 1/4L from the constraint. But in the areas where earthquakes are quite often, for the part near the constraints, we should have the double reinforcement in the slab in the outer part of the structure, and 0,3-0,4L for inner constraints.

Pada waktu terjadinya gempa tsunami tanggal 26 December 2004 di Sumatera Bagian Utara, pada bangunan indosat yang merupakan bangunan tujuh lantai, terjadi kerusakan pada pelat di mana pelatnya mengalami retak namun tidak pada elemen balok dan kolom. Maka muncul masalah, sejauh mana efek gempa pada perencanaan pelat. Di dalam penulisan ini akan menganalisa sejauh mana pengaruh beban lateral akibat gempa berpengaruh terhadap perencanaan pelat pada bangunan tinggi dengan sistem slab beam. Pada penelitian ini akan menganalisa bagaimana momen tambahan yang terjadi akibat beban gempa terhadap pelat dan pengaruhnya terhadap perencanaan pelat tersebut. Pada penelitian ini, bangunan akan dioptimasi dari bangunan lima ,tujuh, dan sepuluh lantai. Juga akan dianalisa menurut jenis struktur yakni mezanin, void dan pelat penuh di keseluruhan lantai. Kombinasi beban akibat gravitasi, dan kombinasi antara gravitasi dan gempa. Dari penelitian ini menyimpulkan akibat gempa menghasilkan nilai momen yang berbeda di tiap lantai , untuk jumlah struktur dengan lantai yang berbeda, begitu pula terhadap jarak bentak bentang horisontal terhadap arah x dan y. Untuk keadaan tanpa gempa, jarak momen peralihan positif dan negatif adalah 1/4L dari tumpuan baik momen-x dan momen-y. Akibat gempa, untuk momen arah x di dekat tumpuan, daerah pelat paling pinggir keseluruhannya diberi tulangan dua lapis, namun bentang bagian dalam penulangan dua lapis yakni 0,3-0,4L dari tumpuan. Untuk di tengah pelat, momen arah x, penulangan dua lapis di mulai dari 0,1L sampai 0,25L dari tumpuan. Untuk atap, penulangan hanya satu lapis saja. Area pelat paling pinggir, momen positif pelat terjadi 0,8L dari tumpuan paling tepi. Momen negatif masing- masing sejauh 0,2L dari tumpuan bagian dalam. Bentuk struktur penuh, mezanin, atau void memberikan hasil momen yang mempengaruhi dimensi terutama di daerah tumpuan di lantai void berada. Dari penelitian yang dilakukan disarankan untuk menganalisa struktur tiga dimensi dengan memasukkan dimensi pelat dalam struktur. Untuk daerah tidak rawan gempa dapat digunakan metode perhitungan momen pelat yakni peralihan momen positif dan negatifnya 1/4L dari tumpuan, namun bila di daerah rawan gempa sebaiknya untuk bagian yang dekat tumpuan dipasang tulangan dua lapis seluruhnya di pelat daerah terluar struktur, dan 0,3-0,4L untuk tumpuan bagian dalam.