Pemulihan Denyut Jantung Paska Rehabilitasi Jantung Fase II Sebagai Prediktor Kematian dan Rehospitalisasi 3 Bulan pada Pasien Paska Bedah Pintas Arteri Koroner

Abstract

Latar Belakang : Rehabilitasi jantung merupakan bagian penting dari tatalaksana pasien paska bedah pintas arteri koroner (BPAK). Pemulihan laju jantung merupakan metode yang sederhana dan salah satu dari beberapa penilaian respons dari latihan dan secara signifikan berkaitan dengan peningkatan penyebab kematian dan rehospitalisasi kardiovaskular. Penelitian menilai hubungan antara pemulihan laju jantung dengan gabungan mortalitas dan rehospitalisasi pada pasien BPAK yang telah menjalani rehabilitasi jantung fase II. Metode : Penelitian kohort retrospektif ini melibatkan 104 pasien BPAK yang telah menjalani program rehabilitasi jantung fase I dan II antara Januari 2019 – Februari 2020. Pemeriksaan uji latih jantung dilakukan dalam pada akhir program rehabilitasi jantung fase II. Pemulihan denyut jantung didefinisikan sebagai selisih denyut jantung maksimal dikurang dengan denyut jantung saat istirahat pada menit pertama. Abnormalitas nilai pemulihan denyut jantung ditentukan berdasarkan titik potong . Komponen yang diamati dalam penelitian ini adalah gabungan kematian dan rehospitalisasi. Pasien kemudian diikuti selama 3 bulan dimulai sejak akhir program rehabilitasi jantung fase II. Hasil : Dari total 104 pasien, terdapat 18 (17.3%) pasien mengalami gabungan kematian dan rehospitalisasi dimana gagal jantung merupakan penyebab yang paling banyak terjadi 42 (38.2%). Dijumpai adanya hubungan bermakna antara nilai pemulihan denyut jantung dengan kejadian gabungan kematian dan rehospitalisasi, nilai P <0.001). Kemudian dilakukan uji analisis multivariat regresi logistik dengan hasil abnormalitas nilai pemulihan denyut jantung memiliki hubungan statistik yang bermakna terhadap gabungan kematian dan rehospitalisasi (OR : 35.42, 95% IK (4.8-261.25); nilai P <0.001) Kesimpulan : Pemulihan denyut jantung dapat menjadi prediktor dalam memprediksi gabungan kejadian kematian dan rehospitalisasi pada pasien BPAK.

Background : Cardiac rehabilitation is an important part of the management of patients after coronary artery bypass surgery (CABG). Heart rate recovery (HRR) is a simple method and one of the few assessments of response to exercise and significantly associated with an increased cause of cardiovascular mortality and cardiovascular rehospitalization. This study is to investigate the relationship between HRR with rehospitalization and mortality rate in post coronary artery bypass surgery patients who had undergone phase II cardiac rehabilitation. Methods : This is a retrospective cohort study involved 104 CABG patients who had undergone phase I and II cardiac rehabilitation between January 2019 until February 2020. An examination of a cardiac exercise test is carried out at the end of the phase II cardiac rehabilitation. Heart rate recovery is defined as the difference between the maximum heart rate minus the resting heart rate in the first minute. Abnormalities of HRR are determined based on the cut off point. The component observed in this study was a combination of death and rehospitalization. The patient was then followed for 3 months starting at the end of the phase II cardiac rehabilitation program Result : Out of a total of 104 patients, there were 18 (17.3%) patients who experienced a combined mortality and rehospitalization, where heart failure was the most common cause (16.3%). A significant relationship was found between HRR and combined mortality and rehospitalisation events obtained through Tindependent analysis; P value<0.001). Then a multivariate logistic regression analysis test was performed with HRR £ 11 times / minute having a statistically significant relationship to the combined mortality and rehospitalisation (OR: 35.42, 95% CI (4.8-261.25); P value <0.001). Conclusions : HRR can be a predictor in predicting combined mortality and rehospitalisation events in CABG patients.