Hubungan Kadar Interleukin 31 Serum dengan Skala Pruritus pada Pasien Dermatitis Atopik dan Non-Dermatitis Atopik Dewasa
View/ Open
Date
2020Author
Putri, Arridha Hutami
Advisor(s)
Purnama, Sri Wahyuni
Roesyanto, Irma D
Metadata
Show full item recordAbstract
Introduction: Chronic itch is still public concern because of high incidence and
effect on decreasing quality of life. Pruritus, which is the main symptom of atopic
dermatitis (AD), involves a variety of molecules in its pathogenesis and other
dermatitis. The newly known pruritogen is interleukin (IL) 31. The heterogeneity
of causes of itching and various therapeutic approaches remains a challenge for
clinicians.
Objective: This study aims to determine the relationship between serum IL-31
levels and pruritus scale in adult AD patients and adult non-AD patients.
Methods: This study was an analytic study using cross-sectional method. Fortyfour
samples were taken from patients aged ≥18 years, 22 were diagnosed with
AD and the remaining 22 included allergic contact dermatitis, prurigo nodularis,
urticaria, uremic pruritus, psoriasis and chronic lichen simplex. All patients were
assessed on a 5D itch scale, received informed consent at the Dermatovenereology
Polyclinic of general hospital HAM Medan followed by examination of serum IL-
31 levels. Patients who received steroid, antihistamine and immunomodulatory
therapy in the last 7 days or needed long-term therapy, were not fully conscious or
taking opioids were excluded. The collected data were analyzed by Spearman’s
test.
Results: There was no significant relationship between serum IL-31 levels and
pruritus scale in adult AD patients, but there was significant relationship in adult
non-AD patients.
Discussion: IL-31 can inhibit eosinophil apoptosis and increase inflammatory
response by stimulating the secretion of proinflammatory cytokines and
chemokines resulting in infiltration of inflammatory cells into skin lesions. AD is
a multifactorial disease and there were other pruritogens that play role in
pathogenesis.
Conclusion: IL31 affects the pruritus scale in non-AD disease. Further research is
needed to analyze the relationship between other pruritogens and pruritus scale in
AD by comparing AD lesions and nonlesions. Latar Belakang: Gatal kronik masih menjadi perhatian masyarakat karena angka
kejadian yang tinggi dan berefek terhadap penurunan kualitas hidup. Pruritus yang
merupakan gejala utama dermatitis atopik (DA), melibatkan berbagai macam
molekul dalam patogenesisnya maupun dermatitis lainnya. Pruritogen yang baru
diketahui adalah interleukin (IL) 31. Heterogenitas penyebab gatal dan berbagai
pendekatan terapi masih menjadi tantangan klinisi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar IL-31
serum dengan skala pruritus pada pasien DA dewasa dan pada pasien non-DA
dewasa.
Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik dengan metode potong lintang.
Empat puluh empat sampel diambil dari pasien yang berusia ≥18 tahun, 22
didiagnosis DA dan 22 sisanya mencakup dermatitis kontak alergi, prurigo
nodularis, urtikaria, pruritus uremik, psoriasis dan liken simpleks kronis. Seluruh
pasien dilakukan penilaian skala gatal 5D, mendapat Informed consent di
Poliklinik Dermatovenereologi RSUP HAM Medan kemudian dilakukan
pemeriksaan IL-31 serum. Pasien yang mendapatkan terapi steroid, antihistamin
serta immunomodulator dalam 7 hari terakhir atau perlu mendapatkan terapi
jangka panjang, tidak dalam kesadaran penuh atau mengkonsumsi zat opioid
dieksklusikan. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji Spearman.
Hasil: Tidak terdapat hubungan signifikan antara kadar IL-31 serum dengan skala
pruritus pada pasien DA dewasa, namun terdapat hubungan yang signifikan pada
pasien non-DA dewasa.
Diskusi: IL-31 dapat menghambat apoptosis eosinofil dan meningkatkan respon
inflamasi melalui stimulasi sekresi sitokin dan kemokin proinflamasi sehingga
terjadi infiltrasi sel radang ke lesi kulit. DA merupakan penyakit multifaktorial
dan terdapat pruritogen lainnya yang berperan dalam patogenesis.
Kesimpulan: IL-31 mempengaruhi skala pruritus pada penyakit non-DA.
Diperlukan penelitian lanjut untuk menganalisis hubungan pruritogen lainnya
dengan skala pruritus pada DA dengan membandingkan DA lesi dan nonlesi.
Collections
- Master Theses [206]