Tingkat Kepuasan Seksual pada Pasien Plasenta Akreta Pasca Histerektomi

Abstract

Background. Placenta accreta is often used as a general term but is defined by the levels of invasion of chorionic villi into maternal myometrium. Once a rare diagnosis, it is now the leading cause of postpartum hemorrhage and indication for a gravid hysterectomy. Although many advantages of hysterectomy have been known, it is still unknown how it affects the vaginal length and sexual functioning. Studies that discuss specifically about the relationship of sexual satisfaction index of placenta accreta patients after hysterectomy or conservative have not been found. Objectives. To determine the sexual satisfaction index of patients with placenta accreta after hysterectomy. Method. This study is an observational study with analytical approach, with cross sectional design. The sample is placenta accreta patients in RSUP HAM Medan which fulfill the inlusion and exclusion criteria and taken by total sampling. The data is primary and secondary which taken from RSUP HAM Medan medical report and through interviews by mobile device due the COVID-19 Pandemic using FSFI (Female Sexual Function Index) questionnaire that has been validated into Indonesian. Results. From 92 placenta accreta patients, the most placenta accreta age is <35 years old (65,2%), the most chosen treatment is hysterectomy (71,7%). From 24 patients the highest PAI total score is >5 (62,5%). Placenta accreta sexual satisfaction with hysterectomy as treatment has FSFI total score ≥ 26,55 (15,0%) and < 26,55 (85%). Placenta accreta sexual satisfaction without hysterectomy as therapy (conservative) has FSFI total score FSFI ≥ 26,55 (0%) and 26,55 (100%). On Fisher Exact Test the p value = 1,000 (p <0,05). Conclusion There is no difference between placenta accreta sexual satisfaction with or without hysterectomy (conservative).

Latar Belakang. Plasenta akreta merupakan istilah yang umum digunakan, namun plasenta akreta merujuk pada tingkat kedalaman invasi villi korion kedalam miometrium pada ibu hamil. Plasenta akreta sebelumnya merupakan kasus yang jarang terjadi, namun saat ini merupakan penyebab utama kasus perdarahan pasca persalinan dan menjadi indikasi dilakukannya histerektomi pada kehamilan. Walapun ada banyak keuntungan dari prosedur histerektomi yang telah diakui, namun masih belum diketahui bagaimana prosedur ini mempengaruhi ukuran vagina dan fungsinya secara seksual. Studi yang membahas secara khusus tentang hubungan tingkat kepuasan seksual pasien plasenta akreta paska dilakukannya histerektomi maupun tanpa histerektomi (konservatif) belum dijumpai.Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan seksual pada pasien plasenta akreta pasca histerektomi. Metode. Penelitian yang dilakukan bersifat observasional dengan pendekatan analitik. Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien plasenta akreta di RSUP. HAM Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang diperoleh dengan metode total sampling. Data penelitian merupakan data primer dan sekunder yang diambil dari rekam medis di di RSUP. HAM Medan dan melalui wawancara menggunakan kuesioner FSFI (Female Sexual Function Index) yang telah divallidasi kedalam Bahasa Indonesia. Hasil. Dari 92 pasien plasenta akreta sampel hasil yang didapatkan yaitu penderita plasenta akreta terbanyak dijumpai pada kelompok usia <35 tahun (65,2%), jenis terapi yang paling banyak dilakukan adalah histerektomi (71,7%). Dari 24 pasien hitung skor PAI tertinggi pada total skor PAI >5 (62,5%), Tingkat kepuasan seksual pada pasien plasenta akereta yang mendapat terapi berupa histerektomi dengan total skor FSFI ≥ 26,55 (15,0%) dan total skor FSFI < 26,55 sebanyak (85,0%). Pasien plasenta akreta yang mendapat terapi tanpa histerektomi (konservatif) dengan total skor FSFI ≥ 26,55 (0%) dan total skor FSFI < 26,55 (100%). Pada uji Fisher Exact Test diperoleh p value = 1,000 (p < 0,05). Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan seksual pada pasien plasenta akreta dengan terapi histerektomi dan tanpa histerektomi (konservatif).