Efek Ekstrak Etanol Daun Babadotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Mencit (Mus musculus L.)

Abstract

Luka bakar merupakan suatu kelainan akibat trauma terkena api, air panas atau kimia. Namun sebagian besar diakibatkan karena penanganan yang salah terhadap luka bakar, kecerobohan dan kelalaian manusia. Untuk menghindari kerusakan tersebut, sediaan herbal merupakan pilihan alternatif dalam proses inflamasi dan penutupan luka karena efek samping yang relatif lebih kecil serta ketersediaan yang melimpah. Salah satunya adalah ekstrak daun babadotan karena mengandung steroid, terpenoid, saponin, alkaloid, triterpenoid, flavonoid dan tanin yang berperan sebagai antiinflamasi, analgesik dan antipiretik untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun babadotan terhadap fase inflamasi dan penutupan luas luka dalam penyembuhan luka bakar dan gambaran histologinya. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit jantan yang dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan yaitu perlakuan kontrol negatif, kontrol positif (Povidone iodine) dan ekstrak daun babadotan 25%. 50% dan 75%. Ekstrak daun babadotan diperoleh dengan metode maserasi dengan manambahkan pelarut etanol 70% dengan perbandingan antara serbuk dan pelarut 1:10. Luka bakar dibuat dengan luas 450 mm2 menggunakan logam, ekstrak dan salep diaplikasikan ke daerah luka dan dilakukan pengamatan selama 14 hari. Dibuat sediaan histologi untuk mengukur ketebalan epitel, jumlah fibroblas dan jumlah limfosit. Data penelitian dianalisis secara statistik menggunakan uji Anova dan dilanjutkan dengan uji Post hoc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan waktu penyembuhan luka untuk setiap kelompok berturut-turut adalah 12,8 hari, 11,2 hari, 10,8 hari, 9,6 hari dan 9,2 hari dengan nilai P= 0,000 (P<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun babadotan (Ageratum conyzoides L.) berpotensi dikembangkan sebagai obat dalam penyembuhan luka yang paling baik pada konsentrasi yaitu 75%.

Burns are disorders caused by trauma from fire, hot water or trauma chemistry. However, most of them are due to mishandling of wounds burns, human carelessness and negligence. To avoid this damage, herbal preparations are an alternative option in the inflammatory process and wound closure because of their relatively small side effects and abundant availability. This research used babadotan leaf extract because it contains steroids, terpenoids, saponins, alkaloids, triterpenoids, flavonoids and tannins which act as anti-inflammatory, analgesic and antipyretic to accelerate the wound healing process.This study aims to determine the effect of babadotan leaf extract on the inflammatory phase and wound coverage in healing burns and its histological description. This study used 25 male mice which were divided into 5 treatment groups, namely negative control, positive control (Povidone iodine) and 25% babadotan leaf extract. 50% and 75%. Babadotan leaf extract was obtained by maceration method by adding 70% ethanol solvent with a ratio between powder and solvent 1:10. Burns were made with an area of 450 mm2 using metal, extracts and ointments were applied to the wound area and observed for 14 days. Histology preparations were made to measure the thickness of the epithelium, the number of fibroblasts and the number of lymphocytes. The research data were analyzed statistically using the Anova test followed by the Post hoc test. The results showed that there were significant differences in wound healing time for each group, respectively 12.8 days, 11.2 days, 10.8 days, 9.6 days and 9.2 days with a value of P= 0,000 (P<0,05). Based on the results of the study, it can be concluded that the ethanol extract of babadotan leaves (Ageratum conyzoides L.) has the best potential to be developed as a drug in wound healing at concentration 75%.