Hidrogel Interpenetrating Polimer Network dari Selulosa Bakteri Air Kelapa yang Disuplementasi Ekstrak Kunyit (Curcuma Longa Linn), Bidara (Ziziphus Mauritiana) dan Pegagan (Centella Asiatica L. Urban), dan Potensinya Sebagai Obat Luka

Abstract

This research aims to form a natural polymer-based IPN hydrogel formula which has potential as a wound medicine. The natural polymer used is bacterial cellulose which has higher purity than plant cellulose, and to maximize its potential as a wound medicine, plant extracts are supplemented with cellulose. Supplementation was carried out by two methods, namely the soaking method and the stirring method. The hydrogel characteristics were tested with several parameters, the best degree of crosslinking was found in the hydrogel based on bacterial cellulose supplemented with turmeric extract with stirring method, namely 80%. The swelling ratio showed the best percentage reduction for the hydrogel based on bacterial cellulose supplemented with turmeric extract with the stirring method, namely 884.62%. FTIR analysis proved the occurrence of cross-linking in the hydrogel formation process, namely the wave number 2087.3 cm-1; 2072.4 cm-1; and 2527.1 cm-1. These peaks come from the MBA cross-linked polymer network. HBCCr and HBCCa spectrum at the peak 1908.4 cm-1; and 1871.1 cm-1; shows the stretching vibration of the C≡C triple bond. The CH shake vibration was also clearly visible on the HBCCr and HBCCa spectrum, namely at the peaks of 745.5 cm-1 and 752.9 cm-1, which was derived from turmeric extract supplemented with cellulose bacteria as a material for making hydrogel. The SEM morphology test showed that the cellulose-based hydrogel supplemented with turmeric extract using the stirring method had a rougher surface. XRD test showed that the hydrogel based on bacterial cellulose supplemented with turmeric extract with the stirring method had the highest crystallinity index of 31.52%. The anti-bacterial activity test showed the best results on cellulose-based hydrogels supplemented with turmeric extract with the stirring method.

Penelitian ini bertujuan untuk membentuk formula hidrogel IPN berbasis polimer alam yang memiliki potensi sebagai obat luka. Polimer alam yang digunakan adalah selulosa bakteri yang memiliki kemurnian lebih tinggi dibanding selulosa tumbuhan, dan untuk memaksimalkan potensinya sebagai obat luka, maka selulosa disuplementasi ekstrak tumbuhan. Suplementasi dilakukan dengan dua metode, yaitu metode perendaman dan metode pengadukan. Karakteristik hidrogel diuji dengan beberapa parameter, derajat ikat silang terbaik ditemukan pada hidrogel berbasis selulosa bakteri yang disuplementasi ekstrak kunyit dengan metode pengadukan yaitu 80 %. Rasio swelling menunjukkan penurunan persentase terbaik pada hidrogel berbasis selulosa bakteri yang disuplementasi ekstrak kunyit dengan metode pengadukan yaitu 884,62 %. Analisis FTIR membuktikan terjadinya ikat silang pada proses pembentuka hidrogel, yaitu pada bilangan gelombang 2087,3 cm-1; 2072,4 cm-1; dan 2527,1 cm-1. Puncak ini berasal dari jaringan polimer yang terikat silang MBA. Spektrum HBCCr dan HBCCa pada puncak 1908,4 cm-1; dan 1871,1 cm-1; menunjukkan vibrasi ulur ikatan rangkap tiga C≡C. Getaran goyang CH juga terlihat jelas pada spektrum HBCCr dan HBCCa yaitu pada puncak 745,5 cm-1 dan 752,9 cm-1 yaitu berasal dari ekstrak kunyit yang disuplementasikan pada bakteri selulosa sebagai bahan pembuatan hydrogel. Uji morfologi SEM menunjukkan bahwa hidrogel berbasis selulosa yang disuplementasi ekstrak kunyit dengan metode pengadukan, memiliki permukaan yang lebih kasar. Uji XRD menunjukkan hidrogel berbasis selulosa bakteri yang disuplementasi ekstrak kunyit dengan metode pengadukan memiliki indeks kristalinitas tertinggi yaitu sebesar 31, 52 %. Uji aktivitas anti bakteri menunjukkan hasil terbaik pada hidrogel berbasis selulosa yang disuplementasi ekstrak kunyit dengan metode pengadukan.