Musik dalam Ibadah Kontemporer di GBI Medan Plaza
Suatu Kajian Struktur, Konteks dan Fungsi Sosial
View/ Open
Date
2011Author
Manurung, Andy K.
Advisor(s)
Purba, Mauly
Suh, Paul Kwangjong
Metadata
Show full item recordAbstract
This writing discussed about how Christian Charismatic movements used
music as a religious service to communicate to God in GBI Medan Plaza. By using
scientific and theology approach, this recitation will be doing by other approach
which used qualitative research method. By using several approach like
multidiscipline, interdiscipline and transdiscipline, this writing will researh how a
Charismatic religious service is—contemporary worship—done by using Christian
contemporary music. By using ethnology theories, it will be analyze how the cultures
of Charismatic applied as a congregation effort to fulfill their religious necessity.
A finding that have gotten from this research is as following, contemporary
worship performed flexible structurally and the characteristic is more spontaneous. It
is very different with traditional churches which is used liturgy “style”. In
contemporary worship, music has a dominant role when worship is performing. Thus
from the first second till the end of worship, music sounds always have a role to
produce and build an atmosphere in worship God. Music domination in worship
looks like a strong relevance by perspective of GBI Medan Plaza to restore tabernacle
of David which have overthrown. Tabernacle of David is full of praise and worship
(music) to God. Thus the worship is identical with music and it is a form of
contextual what does King David do when he worships God.
Christian contemporary music and contemporary worship have functions in
it’s social- culture context. Music and contemporary worship still can go on and
applies in GBI Medan Plaza because of social functions like : (a) social-culture
integration, (b) conservation and culture continuity, (c) education, (d) consolation, (e)
as tool of Evangelist, (f) as tool of communication, (g) as reflection of Christian
spiritual. Tulisan ini akan mengulas bagaimana sebuah gerakan Kristen Kharismatik
memanfaatkan musik dalam sebuah ibadah untuk berkomunikasi dengan Sang Khalik
di GBI Medan Plaza. Dengan menggunakan pendekatan saintifik dan teologis, kajian
ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Selain itu,
berbagai pendekatan baik multidisiplin, interdisiplin dan transdisiplin tulisan ini akan
meneliti bagaimana sebuah ibadah Kharismatik—ibadah kontemporer (contemporary
worship)—dilakukan dengan menggunakan musik Kristen kontemporer (Christian
contemporary music). Menggunakan teori-teori etnologi akan ditelaah bagaimana
kultur-kultur Kharismatik tersebut dilakukan sebagai sebuah usaha jemaatnya untuk
memenuhi kebutuhan rohani mereka.
Temuan yang di dapati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, secara
struktur ibadah kontemporer dilakukan dengan fleksibel dan sifatnya lebih spontan.
Sangat berbeda dengan gereja-gereja tradisional yang menggunakan “gaya” ibadah
liturgi. Dalam ibadah kontemporer musik juga memiliki peran yang begitu dominan
saat ibadah dilakukan. Sehingga mulai detik pertama hingga ibadah berakhir, bunyi
musik selalu berperan dalam menciptakan dan membangun sebuah atmosfir yang
menyembah kepada Tuhan.
Dominasi musik dalam ibadah tampak sebagai sebuah relevansi yang kuat
dengan visi GBI Medan Plaza untuk memulihkan pondok Daud yang telah roboh.
Dimana dalam pondok Daud tersebut dipenuhi oleh pujian dan penyembahan (musik)
kepada Allah. Sehingga ibadah gereja ini identik dengan musik dan merupakan
bentuk kontekstualisasi apa yang Raja Daud lakukan ketika menyembah Allah.
Musik Kristen kotemporer dan ibadah kontemporer memiliki fungsi dalam
konteks sosio-budaya. Musik dan ibadah kontemporer tetap dapat berlangsung dan
dilakukan di GBI Medan Plaza karena fungsi-sungsi sosial. Musik dan ibadah
kontemporer memiliki fungsi-fungsi sebagai: (a) integrasi sosio-budaya, (b)
kelestarian dan kesinambungan budaya, (c) pendidikan, (d) hiburan, (e) sebagai
sarana penginjilan (misionari), (f) sebagai sarana komunikasi, (g) sebagai
pencerminan spiritualitas Kristen.