Zapin Melayu dalam Wilayah Budaya Serdang, Sumatera Utara: Kajian terhadap Aspek Sejarah, Fungsi, dan Struktur
View/ Open
Date
2011Author
Husein, Muhammad
Advisor(s)
Harahap, Irwansyah
Fadlin
Metadata
Show full item recordAbstract
In speaking of Zapin writer is inseparable from an understanding of
history because it starts from the origin, the entry process, adaptation, to exist
until now which is a periodization of history. The meaning of history is that
events, incidents,etc, that occurred in the past. So in this case i will record,
records, data on the history of Zapin through the previous Zapin experts,
particularly in the area of Serdang, North Sumatra. First of all the authors will
provide an understanding of Zapin, that is, etymologically, the word Zapin
derived from the Arabic word “Zafn” is foot steps, where as according to the
author’s own understanding Zapin is a dance that promotes the performinng arts
aspect of the foot in dance accompanied by major instrument which consisted of
out / lute, marwas, and drum master. Zapin performing arts is one of Indonesia’s
cultural heritage is derived through a process of diffussion and acculturation from
the Middle East Therefore, in the whole movement on the dance Zapin this
implies many shades of Islam, as well as with the use of musical instruments used
to accompany dance Zapin is partly derived from the Middle East Then the
authors discuss Zapin can not be sparated from the context of the Malays, because
it is common that this performing arts belong to the Malay community that exist
in this world.
Zapin it self according to the Malay is “tandak” or dance, while the
scientists looked particularly ethnomusicologist Zapin was a unian between music
and dance, so in this study the authors will discuss the understanding of the
history, function and structure, the performing arts in the region Zapin Serdang culture, and who became one of the authors is the location of the object market
research workshop, Perbaungan Subdistrict, Deli Serdang regency and village
Nibung Scorched, District Tanjung Tiram, Coal District.
At first Zapin art comes from Hadhramaut. Now the Hadhramaut region of
Yemenis located in the State, precisely in the southern Peninsula Arabiah. The
people of this Hadramaut or commonly known Hadrami came to the archipelago
in the century-the 13th century. Further around the 18th century Arab traders
arrive, where one of them is Sayid (among those of Arab descent and are
considered as zuriat than the Prophet Muhammad) of Hadramaut to Serdang, he
was a captain ond owner of the ship. He is the descendant of Sayyid Ahmad Ibn
Isa Al Muhaji who moved from Basra (Iraq) to Hadramout (South Yemen). Well
one of his brother than Sayid is married sister Johanshah Sultan of Serdang
Kingdom, and many descendants of these Sayid who live in the king domain the
kingdom of Deli Serdang. Zapin who came to the archipelago is estimated at
arrival to the spread of Islam in this region, whose density is so massively in the
13th century. Which ever occurs first region to receive Zapin in the archipelago
are not yet many expressed by experts on the history of art. However, according to
the wave archipelago Islamization, the region west of the Malay World is most
likely receive the first performing arts of Islam. Despite the historical evidence in
that direction still needs to be extracted and searched.
As is known in general that the Zapin it is a function performing arts
entertainment for weddings, circumcision, birthday of the Prophet and other
religious events, especially the religion of Islam. So the media enculturation Zapin useful for propagation of Islam. Furthermore, the structure of music and dance in
the show Zapin can not be separated because they are walking along in the show.
In this sense that structure is defined as the art of building structures in the
terminology of this thesis is an art of building (in which consists of text, dance,
and music) which consists of parts taht are smaller, which form a unity. The
structure of art is embodied in the dimension of time and space. The structure of
text, dance, and music intertwine with each other Zapin establish a perdorming
arts has its own characteristics and identity. And for more details, readers can
view the contents of this thesis further. Dalam berbicara mengenai zapin penulis tidak terlepas dari pengertian
sejarah karena mulai dari asalnya, proses masuk, adaptasi, hingga eksis sampai
sekarang ini yang merupakan periodisasi sejarah. Yang dimaksud dengan sejarah
ialah peristiwa, kejadian, dan sebagainya yang terjadi pada masa lalu. Jadi dalam
hal ini penulis akan merekam, mencatat, data-data mengenai sejarah zapin melalui
para pakar-pakar zapin terdahulu, khususnya di daerah Serdang, Sumatera Utara.
Pertama sekali penulis akan memberikan pengertian tentang zapin, yaitu secara
etimologis, kata zapin berasal dari bahasa Arab yaitu kata "Zafn" yaitu langkah
kaki, sedangkan pengertian zapin menurut penulis sendiri ialah suatu seni
pertunjukan tari yang mengutamakan aspek kaki dalam menarikannya diiringi
dengan alat musik utama yang terdiri dari oud/gambus, marwas, dan gendang
induk. Seni pertunjukan Zapin ini adalah salah satu warisan budaya Indonesia
yang berasal melalui proses Difusi dan Akulturasi dari Timur Tengah. Oleh
karena itu dalam seluruh gerakan pada tarian Zapin ini banyak menyiratkan
nuansa keislaman, begitu juga halnya dengan penggunaan alat-alat musik yang
digunakan untuk mengiringi tari Zapin ini sebagian berasal dari Timur Tengah.
Kemudian dalam membicarakan zapin penulis tidak bisa terlepas dari konteks
Melayu, karena sudah umum bahwa seni pertunjukan ini adalah kepunyaan
masyarakat Melayu yang ada di dunia ini.
Zapin itu sendiri menurut orang melayu adalah “tandak” atau tarian,
sementara kalangan ilmuwan khususnya etnomusikolog memandang zapin itu
suatu kesatuan antara musik dan tari, jadi dalam penelitian ini penulis akan membahas pengertian sejarah, fungsi dan struktur, pada seni pertunjukan Zapin
yang ada di wilayah budaya Serdang, dan yang menjadi salah satu lokasi objek
penelitian penulis ialah pasar bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Deli
Serdang dan desa Nibung Hangus, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten
Batubara.
Pada mulanya kesenian zapin berasal dari Hadhramaut. Kini kawasan
Hadhramaut itu berada di Negara Yaman, tepatnya di selatan Jazirah Arabiah.
Orang-orang Hadramaut ini atau yang lazim disebut Hadhrami datang ke
Nusantara di abad-abad ke-13. Selanjutnya sekitar abad ke-18 berdatanganlah
para pedagang Arab, dimana salah satunya yaitu Sayid (golongan orang-orang
keturunan Arab dan dianggap sebagai zuriat daripada Nabi Muhammad) dari
Hadramaut ke Serdang, beliau ini adalah seorang Nahkoda kapal yang sekaligus
pemilik kapal. Beliau ini adalah keturunan dari Sayid Ahmad Ibnu Isa Al Muhaji
yang pindah dari Basra (Iraq) ke Hadramaut (Yaman Selatan). Nah salah seorang
saudara daripada Sayid ini kawin dengan saudara perempuan Sultan Johanshah
dari Kerajaan Serdang, dan banyak keturunan Sayid ini yang tinggal di wilayah
Kerajaan Deli dan Kerajaan Serdang. Zapin yang datang ke Nusantara ini
diperkirakan sama datangnya dengan persebaran Islam di kawasan ini, yang
densitasnya begitu masif di abad ke-13. Kawasan mana yang lebih dahulu
menerima zapin di Nusantara ini belumlah banyak diungkap oleh para pakar
sejarah seni. Namun demikian, sesuai dengan gelombang pengislaman Nusantara,
maka kawasan Dunia Melayu sebelah barat kemungkinan besar lebih dahulu menerima seni-seni pertunjukan Islam. Walau bukti-bukti sejarah ke arah itu
masih perlu terus digali dan dicari.
Seperti yang diketahui secara umum bahwa Zapin itu adalah sebuah seni
pertunjukan hiburan yang berfungsi untuk acara pernikahan, sunatan, maulid Nabi
dan acara keagamaan lainnya, khususnya agama Islam. Jadi Zapin berguna untuk
media enkulturasi dakwah Islam. Selanjutnya struktur musik dan tari dalam
pertunjukan zapin tidak dapat dipisahkan karena mereka ini berjalan seiring dalam
pertunjukannya. Dalam hal ini pengertian struktur adalah bangunan seni Yang
dimaksud dengan terminologi struktur dalam tesis ini adalah suatu bangunan seni
(yang di dalamnya terdiri dari teks, tari, dan musik) yang terdiri dari bagian bagian yang lebih kecil, yang membentuk satu kesatuan. Struktur seni ini
diwujudkan dalam dimensi waktu dan ruang. Struktur teks, tari, dan musik zapin
saling jalin menjalin menjadi sebuah pertunjukan seni yang memiliki identitas dan
ciri khas tersendiri. Dan untuk lebih jelasnya pembaca dapat melihat isi tesis ini
selanjutnya.