Penanganan Aborsi tidak Aman (Unsafe Abortion) dari Perspektif Perempuan yang Mengalami Kehamilan tidak diinginkan (Ktd)
View/ Open
Date
2012Author
Hidayatin, Rahmadani
Advisor(s)
Lutan, Delfi
Metadata
Show full item recordAbstract
ABSTRACT
The high maternal mortality rate (MMR) in Indonesia indicates that the
health status of women has not been as expected. Maternal health is one
manifestation of women's human rights and social status and welfare of indicators in
all countries in the achievement of Millennium Development Goals (MDGs) to reduce
maternal mortality by 2015. Unwanted pregnancy (KTD), which ended with the
unsafe abortion is one of the contributors to maternal mortality in Indonesia.
Indonesia Family Planning Association (IPPA), said the issue is The Hidden
Epidemic, an estimated incidence of 2 million abortions per year or 43 abortions per
100 pregnancies, or 11% of maternal deaths caused by unsafe abortion (WHO).
Because women who are having problems KTD doing actions at risk, that make
women in the tract unsafe abortion.
This study was conducted to determine the handling of the problem of unsafe
abortion from the perspective of women who had KTD The research was conducted
to determine the handling of the problem of unsafe abortion from the perspective of
women who had KTD, and other forms of support to the fulfillment of reproductive
rights of women to the decision to terminate the unwanted pregnancy. The study was
conducted in the city of Medan, using a qualitative method and in-depth interviews
to the eight women as informants, and focus group discussions of six women who had
an abortion.
The output of study showed that the informant who had KTD insist in
terminating the pregnancy , it is found by the efforts of conducting it without
predicting the risk
Knowledge and understanding related to reproductive health,
including pregnancy still low, Although not too concerned with the views of poor
communities because of abortion, the informants still need support, empathy and
understanding and not to blame because it is basically the informant have strong
reason. The needs of informant is that the government will review the health
constitution related to abortion and support the woman reproduction rights, to
provide services or special clinic with trained medical staffs and understanding KTD
where woman get a safe service in handling the matter accordingly.
Keyword : Abortion, Unwanted Pregnancy (KTD), Health of Reproduction, Woman
Reproduction Rights, Social Support, Policy, Service and Information. ABSTRAK
Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menandakan bahwa
derajat kesehatan perempuan belum seperti yang diharapkan. Padahal kesehatan ibu
merupakan salah satu wujud hak asasi perempuan dan indikator status sosial dan
kesejahteraan diseluruh negara dalam rangka pencapaian Millinium Development
Goals (MDGs), untuk menurunkan AKI pada tahun 2015. Kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD) yang berakhir dengan tindakan unsafe abortion adalah salah satu
penyumbang AKI di Indonesia. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
mengatakan masalah ini merupakan The Hidden Epidemic, diperkirakan insiden
aborsi pertahun sebesar 2 juta atau 43 aborsi per 100 kehamilan atau 11% kematian
ibu akibat aborsi yang tidak aman (WHO). Karena perempuan yang mengalami
masalah KTD melakukan tindakan yang beresiko yang menyebabkan perempuan
berada daam unsafe abortion tract.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penanganan masalah aborsi yang
tidak aman dari perspektif perempuan yang mengalami KTD serta bentuk-bentuk
dukungan terhadap pemenuhan hak reproduksi perempuan terhadap keputusan untuk
menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan. Penelitian ini dilakukan di Kota
Medan, menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam (Indepth
Interview) kepada delapan perempuan sebagai informan, serta diskusi kelompok
(Focus Group Discusion) dengan lima orang perempuan yang pernah melakukan
aborsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan yang mengalami KTD
memiliki keinginan yang kuat untuk menghentikan kehamilannya, ini terlihat dari
upaya yang dilakukan tanpa memperhitungkan resiko yang dapat dialami karena
melakukan tindakan yang tidak aman. Pengetahuan dan pemahaman yang terkait
dengan kesehatan reproduksi termasuk tentang kehamilan terlihat masih rendah,
sehingga baru mengetahui hamil setelah usia kehamilan dua bulan. Meskipun tidak
terlalu peduli dengan pandangan masyarakat yang buruk karena melakukan aborsi,
informan tetap membutuhkan adanya dukungan, sikap empati dan pengertian serta
tidak menyalahkan karena pada dasarnya informan memiliki alasan yang kuat.
Kebutuhan informan agar pemerintah meninjau Undang-Undang Kesehatan yang
terkait dengan masalah aborsi agar lebih berpihak pada hak-hak reproduksi
perempuan. Menyediakan layanan atau klinik khusus dengan tenaga-tenaga medis
yang terlatih dan memahami masalah KTD, sehingga perempuan mendapatkan
pelayanan yang aman dalam mengatasi masalah tersebut.
Kata Kunci : Aborsi, KTD, Kesehatan Reproduksi dan Hak-Hak Reproduksi
Perempuan, Dukungan Sosial, Kebijakan dan Layanan, Informasi.
Collections
- Master Theses [2394]