Show simple item record

dc.contributor.advisorLutan, Delfi
dc.contributor.authorHidayatin, Rahmadani
dc.date.accessioned2021-06-29T07:03:39Z
dc.date.available2021-06-29T07:03:39Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/33706
dc.description.abstractABSTRACT The high maternal mortality rate (MMR) in Indonesia indicates that the health status of women has not been as expected. Maternal health is one manifestation of women's human rights and social status and welfare of indicators in all countries in the achievement of Millennium Development Goals (MDGs) to reduce maternal mortality by 2015. Unwanted pregnancy (KTD), which ended with the unsafe abortion is one of the contributors to maternal mortality in Indonesia. Indonesia Family Planning Association (IPPA), said the issue is The Hidden Epidemic, an estimated incidence of 2 million abortions per year or 43 abortions per 100 pregnancies, or 11% of maternal deaths caused by unsafe abortion (WHO). Because women who are having problems KTD doing actions at risk, that make women in the tract unsafe abortion. This study was conducted to determine the handling of the problem of unsafe abortion from the perspective of women who had KTD The research was conducted to determine the handling of the problem of unsafe abortion from the perspective of women who had KTD, and other forms of support to the fulfillment of reproductive rights of women to the decision to terminate the unwanted pregnancy. The study was conducted in the city of Medan, using a qualitative method and in-depth interviews to the eight women as informants, and focus group discussions of six women who had an abortion. The output of study showed that the informant who had KTD insist in terminating the pregnancy , it is found by the efforts of conducting it without predicting the risk Knowledge and understanding related to reproductive health, including pregnancy still low, Although not too concerned with the views of poor communities because of abortion, the informants still need support, empathy and understanding and not to blame because it is basically the informant have strong reason. The needs of informant is that the government will review the health constitution related to abortion and support the woman reproduction rights, to provide services or special clinic with trained medical staffs and understanding KTD where woman get a safe service in handling the matter accordingly. Keyword : Abortion, Unwanted Pregnancy (KTD), Health of Reproduction, Woman Reproduction Rights, Social Support, Policy, Service and Information.en_US
dc.description.abstractABSTRAK Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menandakan bahwa derajat kesehatan perempuan belum seperti yang diharapkan. Padahal kesehatan ibu merupakan salah satu wujud hak asasi perempuan dan indikator status sosial dan kesejahteraan diseluruh negara dalam rangka pencapaian Millinium Development Goals (MDGs), untuk menurunkan AKI pada tahun 2015. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) yang berakhir dengan tindakan unsafe abortion adalah salah satu penyumbang AKI di Indonesia. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mengatakan masalah ini merupakan The Hidden Epidemic, diperkirakan insiden aborsi pertahun sebesar 2 juta atau 43 aborsi per 100 kehamilan atau 11% kematian ibu akibat aborsi yang tidak aman (WHO). Karena perempuan yang mengalami masalah KTD melakukan tindakan yang beresiko yang menyebabkan perempuan berada daam unsafe abortion tract. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penanganan masalah aborsi yang tidak aman dari perspektif perempuan yang mengalami KTD serta bentuk-bentuk dukungan terhadap pemenuhan hak reproduksi perempuan terhadap keputusan untuk menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam (Indepth Interview) kepada delapan perempuan sebagai informan, serta diskusi kelompok (Focus Group Discusion) dengan lima orang perempuan yang pernah melakukan aborsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan yang mengalami KTD memiliki keinginan yang kuat untuk menghentikan kehamilannya, ini terlihat dari upaya yang dilakukan tanpa memperhitungkan resiko yang dapat dialami karena melakukan tindakan yang tidak aman. Pengetahuan dan pemahaman yang terkait dengan kesehatan reproduksi termasuk tentang kehamilan terlihat masih rendah, sehingga baru mengetahui hamil setelah usia kehamilan dua bulan. Meskipun tidak terlalu peduli dengan pandangan masyarakat yang buruk karena melakukan aborsi, informan tetap membutuhkan adanya dukungan, sikap empati dan pengertian serta tidak menyalahkan karena pada dasarnya informan memiliki alasan yang kuat. Kebutuhan informan agar pemerintah meninjau Undang-Undang Kesehatan yang terkait dengan masalah aborsi agar lebih berpihak pada hak-hak reproduksi perempuan. Menyediakan layanan atau klinik khusus dengan tenaga-tenaga medis yang terlatih dan memahami masalah KTD, sehingga perempuan mendapatkan pelayanan yang aman dalam mengatasi masalah tersebut. Kata Kunci : Aborsi, KTD, Kesehatan Reproduksi dan Hak-Hak Reproduksi Perempuan, Dukungan Sosial, Kebijakan dan Layanan, Informasi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAborsien_US
dc.subjectKesehatan Reproduksi dan Hak-Hak Reproduksi Perempuanen_US
dc.titlePenanganan Aborsi tidak Aman (Unsafe Abortion) dari Perspektif Perempuan yang Mengalami Kehamilan tidak diinginkan (Ktd)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM077033025
dc.description.pages164 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record