Hubungan Tingkat Stres Dengan Nyeri Kepala
View/ Open
Date
2017Author
Sinulingga, Khairunisa
Advisor(s)
Pujiastuti, RA Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Introduction Headache is one of the most common complaint seen in daily general practice.
Headache is classified into 3 types; primary, secondary, cranial neuropathy, facial headache
and other type of headache. It is called as primary headache because the symptoms appear
without any external causes. Some risk factors can trigger a primary headache attack, one of
which is stress. At the peripheral level, stress can trigger perivascular inflammation and it can
affect supraspinal neurons in the trigeminal caudal nucleus at the central level, causing
increased excitability at the spinal/trigeminal level. Eventually this will cause damage to the
antinociceptive system. Aim: This study examines the relationship between stress levels and
headache studied in patients who have complaints of headache in Outpatient Department Putri
Hijau Hospital Medan. Method. This is an analytical study with cross sectional design. Data
retrieval was done once by using primary data. Data obtained through Perceived Stress Scale
(PSS) 10 questionnaire and analysed using SPSS program. Sampling method used is non
probability sampling in consecutive sampling type. Results. Of the 51 patients with
headaches, 26 (51%) suffered from primary headaches and 25 (49%) suffered from secondary
headaches. Of all patients with primary headache, 42,3% had moderate stress while of all
patients with secondary headache, 60% of them had mild stress. From the analysis test using
chi square obtained p value of 0,027 (p <0,05).Conclusion. Based on the results of this study
can be concluded that there is a significant relationship between stress levels and headache. Latar Belakang. Nyeri kepala merupakan salah satu gejala yang paling sering ditemui dalam
praktik dokter umum. Nyeri kepala diklasifikasikan menjadi tiga jenis, primer, sekunder, serta
nyeri neuropati kranial, nyeri wajah dan nyeri kepala lain. Dinamakan nyeri kepala primer
karena gejalanya muncul tanpa ada penyebab dari luar. Beberapa faktor resiko dapat
mencetuskan serangan nyeri kepala primer, salah satunya adalah stres. Pada level perifer,
stres dapat mencetuskan inflamasi perivaskular dan ketegangan otot perikranial. Di level
sentral, stres dapat mempengaruhi kontrol neuron supraspinal di nukleus kaudalis
trigeminal, menyebabkan peningkatan eksitabilitas di level spinal/trigeminal sehingga
merusak efektivitas sistem antinosiseptif. Tujuan. Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan nyeri kepala yang diteliti pada
pasien yang memiliki keluhan nyeri kepala di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Putri Hijau
Medan. Metode. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain penelitian cross
sectional, dimana pengambilan data dilakukan hanya sekali menggunakan data primer. Data
diperoleh melalui kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) 10 dan dianalisis menggunakan
program SPSS. Metode pengambilan sampel yang dipakai adalah non-probability sampling
jenis consecutive sampling. Hasil. Dari 51 pasien dengan keluhan nyeri kepala, diperoleh
26 orang (51%) menderita nyeri kepala primer dan 25 orang (49%) menderita nyeri kepala
sekunder. Dari seluruh pasien dengan nyeri kepala primer, 42,3% diantaranya mengalami
stres sedang. Sedangkan pada seluruh pasien nyeri kepala sekunder, 60% nya mengalami
stres ringan. Dari uji analisis menggunakan chi square didapatkan p value sebesar 0,027
(p<0,05). Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan nyeri kepala.
Collections
- Undergraduate Theses [2254]